Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS Bahas Kesepakatan Nuklir Iran dengan Inggris, Perancis dan Jerman

Kompas.com - 06/02/2021, 07:21 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Arab News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken membahas Iran dan masalah lain pada Jumat (5/2/2021) secara virtual bersama para menteri luar negeri dari Inggris, Perancis dan Jerman.

Diskusi tersebut muncul ketika kelompok negara-negara tersebut mempertimbangkan bagaimana menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.

Melansir Arab News, Menlu Perancis Yean-Yves Le Drian mengatakan di Twitter, "Kami baru saja melakukan percakapan mendalam dan penting tentang Iran untuk bersama-sama menangani tantangan keamanan nuklir dan regional."

Baca juga: AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Bukanlah Prioritas Iran, tapi...

Menlu Perancis itu juga menambahkan bahwa mereka membahas masalah-masalah lainnya.

Percakapan tingkat tinggi itu adalah langkah terbaru yang dilakukan pemerintahan baru Presiden AS Joe Bidan untuk mengeksplorasi bagaimana memulihkan kesepakatan nuklir 2015.

Kesepakatan itu, ditandatangani Iran dengan kekuatan dunia namun ditinggalkan oleh pendahulu Biden, Donald Trump pada 2018.

Baca juga: Jerman Ingin Menilai Kembali Kesepakatan Nuklir Iran, Israel Sambut Baik

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menolak mengomentari inti pertemuan itu, tetapi mengatakan bahwa Washington ingin "memastikan bahwa kami bekerja sejalan dengan mitra Eropa kami" di Iran.

Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan pertemuan antara Blinken, Le Drian, Dominic Raab dari Inggris dan Heiko Maas dari Jerman juga akan membahas pandemi virus corona, Rusia, China, Myanmar, dan iklim.

Kesepakatan nuklir membatasi aktivitas pengayaan uranium Iran untuk mempersulit Teheran mengembangkan senjata nuklir, sebuah ambisi yang telah lama disangkal Iran, sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi AS dan lainnya.

Baca juga: Iran Tolak Persyaratan Joe Biden untuk Capai Kesepakatan Nuklir

 

Dengan meninggalkan kesepakatan yang disetujui oleh mantan Presiden Barack Obama, Trump menggantinya dengan penerapan kembali sanksi AS dan bahkan menambah sanksi lebih banyak lagi.

Biden, yang mulai menjabat bulan lalu, mengatakan bahwa jika Teheran kembali mematuhi dengan ketat pada pakta nuklir 2015, Washington akan mengikuti dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk perjanjian yang lebih luas yang mungkin membatasi pengembangan rudal Iran dan kegiatan regional.

Baca juga: AS-Iran Akan Bertemu untuk Bahas Kesepakatan Nuklir

Di sisi lain, Teheran bersikeras bahwa Washington harus meringankan sanksi sebelum melanjutkan kesepakatan nuklir, dan mengesampingkan negosiasi tentang masalah keamanan yang lebih luas.

Akan tetapi, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengisyaratkan pada Senin tentang bagaimana kebuntuan 'soal siapa yang lebih dulu' bisa diselesaikan dengan cara menyeimbangkan langkah-langkah yang ada.

Baca juga: China: Iran Langgar Kesepakatan Nuklir Gara-gara Intimidasi AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com