WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dalam tensi terbaru yang meningkat di Kongres Amerika Serikat (AS), Partai Demokrat berencana merelokasi kantornya di Capitol Hill untuk alasan keamanan, setelah terjadi insiden "caci maki".
Seorang anggota Kongres dari Partai Demokrat mengatakan rencana relokasi kantor Capitol Hill pada Jumat (29/1/2021), setelah "dicaci maki" oleh seorang anggota Kongres wanita konservatif Partai Republik yang vokal.
Anggota Kongres Demokrat, Cori Bush dari Missouri, menggambarkan konfrontasi dengan Republikan Marjorie Taylor Greene dari Gergia, yang kantornya terletak di dekat Bush di salah satu dari 3 gedung perkantoran besar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS.
Baca juga: Ketua DPR AS Berseru Musuh Ada di Dalam Kongres Ancam Keamanan Gedung Capitol dan Anggota Parlemen
Keduanya adalah anggota DPR periode pertama yang mulai menjabat bulan ini.
Sebuah insiden menjadi bukti lebih lanjut dari perselisihan di antara anggota parlemen, setelah kerusuhan 6 Januari, di mana para pendukung mantan presiden Donald Trump dari Republikan menyerbu Gedung Capitol untuk mengganggu sertifikasi kemenangan Joe Biden.
Bush menulis di Twitter bahwa dia akan pindah kantor setelah Greene "mencaci maki saya di lorong" dan "muncul dari belakang saya, dengan keras dan membuka masker", seperti yang dilansird dari Reuters pada Sabtu (30/1/2021).
Pakar kesehatan masyarakat AS telah merekomendasikan masker untuk membantu mengekang penyebaran Covid-19.
"Apa yang tidak dapat saya lakukan adalah terus khawatir apakah seorang supremasi kulit putih di Kongres dengan nama Marjorie Taylor Greene atau siapa pun, bahwa mereka melakukan sesuatu atau bersekongkol melawan kita," kata Bush kepada MSNBC.
Baca juga: AS Kini Hadapi Peningkatan Ancaman Ekstremis Domestik Pasca Insiden Gedung Capitol
Greene menuduh Bush "berbohong" tentang masalah ini dan di Twitter menyebut Bush, yang merupakan Black, "pemimpin gerombolan teroris St Louis Black Lives Matter".
Greene adalah orang kulit putih.
Koalisi Yahudi Republik non-pemerintah mengatakan bahwa mereka bekerja dengan kepemimpinan anggota DPR dari Republikan "mengenai langkah selanjutnya dalam masalah ini", tetapi tidak merinci lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi tersebut mengatakan koordinasi itu berhasil melawan pemilihan Greene 2020.
Pada saat itu, Greene telah "mempromosikan teori konspirasi politik yang aneh" dan telah berfoto dengan pemimpin supremasi kulit putih dan "menolak untuk mengakui kesalahan" dalam melakukannya.
Baca juga: 3 Pekan Pasca-Kerusuhan Kepala Kepolisian Gedung Capitol Minta Maaf dan Ungkap Kegagalan
Greene pertama kali mendapat perhatian nasional karena ketertarikannya pada teori konspirasi QAnon, yang secara keliru mengklaim bahwa pejabat tinggi Demokrat adalah bagian dari lingkaran pedofil anak-anak.
CNN melaporkan bahwa sebelum datang ke Kongres, Greene telah menyatakan dukungannya untuk mengeksekusi Demokrat, termasuk Ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi.
Greene juga mempromosikan klaim palsu Trump bahwa dia memenangkan pemilihan November.
Pelosi mengatakan pada Kamis bahwa langkah-langkah keamanan baru mungkin diperlukan "ketika musuh berada di dalam Dewan Perwakilan Rakyat."
Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy berada di bawah tekanan untuk mengambil tindakan terhadap Greene dan mengatakan dia akan melakukan "dialog" dengannya.
Baca juga: Ayah Terlibat Kerusuhan Gedung Capitol, Anak Sendiri Ketakutan Lapor ke FBI
Seorang ajudan McCarthy menyebut komentar Greene tentang pembunuhan Demokrat "sangat mengganggu".
Anggota DPR No. 2 dari Partai Republik Steve Scalise, yang terluka parah pada 2017 ketika seorang pria bersenjata menembaki anggota parlemen Republik di Virginia, menambahkan bahwa "tidak ada tempat untuk komentar" seperti yang dibuat oleh Greene.
Secara terpisah, anggota kongres Partai Republik periode pertama, Lauren Boebert, telah diperingatkan bulan ini oleh penegak hukum bahwa dia akan menghadapi hukuman pidana, jika dia membawa senjata api secara tidak sah.
Boebert telah bersumpah untuk membawa pistol Glock miliknya di Gedung Capitol.
Boebert juga mengejek seorang aktivis pengendali senjata yang selamat dari penembakan sekolah 2018 yang mematikan di Parkland, Florida.
Baca juga: DPR AS: Trump dapat Terseret dalam Kasus Pembunuhan di Gedung Capitol