Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Baru Militer AS: Tentara Wanita Diizinkan Gerai Rambut dan Mengecat Kuku

Kompas.com - 27/01/2021, 15:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rambut digerai dan mengecat kuku adalah salah satu perubahan yang dapat dilakukan oleh para tentara wanita Amerika Serikat (AS) di bawah aturan baru yang disetujui oleh militer Angkatan Darat.

Para pemimpin militer AS pada Selasa (26/1/2021) mengumumkan bahwa mereka melonggarkan aturan dandanan dan gaya rambut para tentara wanita, dari keluhan yang sudah lama ada.

Perubahan aturan militer AS itu juga melonggarkan pembatasan aturan untuk wanita memakai anting dan pewarna rambut.

Baca juga: Pedas, Michelle Obama Serang Trump dan Menyebutnya Rasis

Selain itu, untuk merespons keluhan wanita dari sejumlah etnis, maka diberi keleluasaan untuk mereka menata rambutnya, seperti dikepang, lilit, crownrows, dan gaya rambut lainnya yang lebih alami.

Regulasi baru itu berlaku efektif pada akhir Februari dan setelah studi berbulan-bulan serta arahan dari Menteri Pertahanan AS sebelumnya, Mark Esper.

Ia memerintahkan peninjauan baru terhadap gaya rambut militer dan kebijakan perawatan sejak Juli lalu, sebagaimana dilansir Associated Press (AP) pada Selasa (26/1/2021).

Baca juga: Joe Biden : Trump Presiden Rasis Pertama di Amerika Serikat

Peninjauan itu adalah bagian dari tatanan yang lebih luas untuk memperluas keragaman di dalam militer dan mengurangi prasangka, setelah protes yang meluas tentang ketidaksetaraan rasial pada musim panas lalu.

"Ini bukan tentang pria dan wanita," kata Sersan Mayor Michael Grinston, pemimpin tamtama tertinggi Angkatan Darat, selama presentasi Facebook Live pada Selasa (26/1/2021) tentang perubahan terbaru aturan militer AS.

"Ini tentang standar Angkatan Darat dan cara kami bergerak maju bersama Angkatan Darat, dan menjadi tim yang lebih beragam dan inklusif," imbuhnya.

Pengumuman Angkatan Darat telah direncanakan sejak lama, tetapi itu datang hanya beberapa hari setelah menteri pertahanan kulit hitam pertama Pentagon, Lloyd Austin, mengambil alih.

Baca juga: Heboh, Sampul Majalah TIME Sindir Trump Rasis ala Hitler, Ini Faktanya

Austin telah berjanji untuk mencoba membasmi rasialisme dan ekstremisme di barisan dan mendorong lebih banyak inklusi.

Esper dan banyak pemimpin militer juga telah mengambil langkah untuk membuat militer lebih beragam, terutama di jabatan yang lebih tinggi.

Sebagai contoh, Esper di musim panas lalu memerintahkan agar foto anggota layanan tidak lagi diberikan ke papan promosi.

Para pejabat mengatakan, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa ketika foto tidak disertakan, "hasil untuk kaum minoritas dan wanita meningkat."

Baca juga: Sah, Lloyd Austin Pria Kulit Hitam Pertama yang Jadi Menhan AS

Pada Selasa (26/1/2021), Sersan Angkatan Darat Mayor Brian Sanders mengatakan kepada wartawan bahwa panel yang merekomendasikan perubahan perawatan baru ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk masalah budaya, kesehatan, dan keselamatan.

Brian Sanders mengatakan, sanggul rambut ketat yang sebelumnya dibutuhkan oleh Angkatan Darat dapat memicu kerontokan rambut dan masalah kulit kepala lainnya bagi sebagian wanita.

Sementara itu, sanggul yang lebih besar yang dibutuhkan untuk menampung rambut yang tebal atau panjang dapat membuat helm tempur tidak pas dan berpotensi mengganggu penglihatan yang baik.

Pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa perubahan, seperti mengizinkan wanita berseragam tempur untuk memakai anting-anting, seperti emas, perak, dan berlian kecil, biarkan mereka "merasa seperti wanita di dalam dan di luar seragam".

Baca juga: Video Viral Tunjukkan Prajurit Wanita Ini Tetap Profesional Meski Sepatu Hilang Satu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com