WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dalam kampanyenya pada Rabu (22/7/2020) menyebut Donald Trump sebagai presiden rasis pertama di AS.
Melansir Reuters pada Kamis (23/7/2020), Biden mengungkapkan bahwa dirinya menaruh perhatian terhadap pernyataan Trump yang menyebut virus corona adalah "virus China".
Pernyataan calon presiden pertahana tersebut menurutnya tidak pantas diucapkan. "Benar-benar memuakkan" bagaimana Trump "berurusan dengan orang-orang berdasarkan warna kulit mereka, asal kebangsaan mereka, dari mana mereka berasal."
Baca juga: Joe Biden Siap Gelontarkan Ratusan Miliar Dollar AS untuk Memulihkan Krisis Kesehatan dan Ekonomi
Kemudian, dia mengungkapkan bahwa tidak ada presiden yang menjabat sebelumnya pernah melontarkan pernyataan rasial seperti yang Trump lakukan.
"Tidak ada presiden yang menjabat pernah melakukan itu. Tidak pernah, tidak pernah, tidak pernah. Tidak ada presiden Republik yang melakukan itu. Tidak ada presiden Demokrat yang melakukan itu," ujar Biden.
Biden juga mengatakan, "Kita telah rasis, dan mereka ada, dan mereka telah mencoba untuk memilih presiden (yang rasis). Dia (Trump) yang pertama yang melakukannya (rasisme)."
Baca juga: Habiskan Dana Kampanye Rp 736,3 Miliar, Donald Trump Belum Bisa Kalahkan Joe Biden
Mendengar hal itu, penasihat senior kampanye Trump, Katrina Pierson membalas pernyataan Biden dengan menyebut mantan wakil presiden Barack Obama itu telah melakukan "penghinaan terhadap kecerdasan para pemilih kulit hitam".
Kemudian Pierson menyatakan bahwa Trump "mencintai semua orang" dan "bekerja keras untuk memberdayakan semua orang Amerika."
Sejumlah presiden AS memiliki kebijakan pendukung yang meliputi penindasan penduduk asli Amerika dan pemisahan warga kulit hitam Amerika.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Raja Salman Dibawa ke Rumah Sakit | Joe Biden Unggul 2 Digit dari Trump
Princeton University mengatakan pada bulan lalu bahwa sebelum Trump ada mantan presiden AS Woodrow Wilson yang memiliki pemikiran dan kebijakan yang rasial.
Perang argumen rasial antara Trump dan Biden yang sama-sama orang berkulit putih menandai semakin sengit dan ketatnya pertarungan kedua kubu untuk memimpin suara pemilih di pemilihan presiden AS pada 3 November mendatang.
Biden sebelumnya mengkritik Trump karena memicu perpecahan rasial, yang mana hal itu menjadi motivasinya untuk menacalonkan diri menjadi presiden AS.
Baca juga: Tidak Goyah, Joe Biden Pertahankan Keunggulan Dua Digit atas Trump
Sebab, ia sangat menetang penilaian Trump bahwa "kedua belah pihak" yang harus disalahkan atas kekerasan antara supremasi kulit putih dan penentang pada kampanye 2017 di Charlottesville, Virginia.
Masalah ras menjadi lebih menjadi perhatian ketika protes berkecamuk atas kematian George Floyd, warga Afrika-Amerika yang tidak bersenjata terbunuh oleh polisi Minneapolis berkulit putih pada Mei, karena leher Floyd ditindih di atas aspal selama lebih dari 8 menit.
Baca juga: Trump Sebut Joe Biden Tak Kompeten Memimpin AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.