Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Terjadi di Belanda karena Pembatasan Jam Malam akibat Covid-19

Kompas.com - 26/01/2021, 10:28 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Polisi anti huru-hara di Belanda kembali bentrok dengan para demonstran yang menentang kebijakan jam malam sejak kericuhan dimulai akhir pekan lalu.

Lebih dari 150 orang ditangkap, kata media setempat. Di Rotterdam, kepolisian melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata, setelah perintah darurat yang dikeluarkan wali kota gagal menenangkan para pedemo.

Kericuhan dimulai pada akhir pekan lalu saat para pedemo menolak aturan pembatasan dalam rangka pengendalian virus corona.

Perdana Menteri (PM) Mark Rutte mengutuk kerusuhan-kerusuhan ini dengan sebutan "kekerasan kejahatan murni".

Baca juga: Karena Ada Jenis Baru Covid-19, Belanda Larang Penerbangan dari Inggris

Kasus Covid-19 di Belanda tercatat mendekati angka satu juta sejak pertama kali wabah menyebar, dengan jumlah kematian 13.500 jiwa, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Aksi kekerasan terjadi di sejumlah kota pada Senin kemarin. Kepolisian anti huru-hara bentrok dengan para pedemo di Amsterdam serta di Rotterdam, Amersfoort dan Geleen.

Aksi pembakaran dilakukan di jalan-jalan Den Haag, di mana polisi dengan menggunakan sepeda berusaha menghalau sekelompok orang yang melemparkan batu dan kembang api, kata wartawan BBC Anna Holligan.

Baca juga: Misteri Logam Monolit Berlanjut, Kali Ini Muncul di Belanda

Sejumlah penangkapan terjadi di Amsterdam setelah adanya laporan terjadi pengrusakan yang lebih parah.

Di Rotterdam, kepolisian menyemprotkan meriam air selama menghadapi perusuh, menurut siaran nasional NOS.

Wali kota telah membuat keputusan darurat yang memberikan polisi kewenangan yang lebih luas untuk melakukan penangkapan.

Penggemar sepak bola Willem II mengambil bagian turun ke jalan Tilburg untuk "melindungi kota mereka" dari perusuh, seperti dilaporkan situs media lokal Brabants Dagblad.

Baca juga: Cerita Charlotte Peeters, Bule Asal Belanda yang Terdampak Pandemi dan Jadi Tukang Mi Ayam di Yogyakarta

Kerusuhan yang terjadi sejak Minggu kemarin digambarkan kepolisian Belanda sebagai kerusuhan terburuk selama empat dekade terakhir.

Polisi menangkap sebanyak 250 orang dari kerusuhan yang terjadi di seluruh wilayah.

Pusat pengujian Covid-19 juga dibakar pada Sabtu malam di desa Urk sebelah utara, kata pihak berwenang.

Polisi menangkap pria berusia 39 tahun di Almere pada Sabtu lalu, karena mengunggah pesan yang mengancam mengenai wartawan online, seperti dilaporkan kantor berita nasional ANP.

Baca juga: Tambah 5 di Belanda, Total 2.942 WNI Terpapar Covid-19 di Luar Negeri

Wali kota di sejumlah wilayah berjanji mengambil langkah darurat dalam upaya pencegahan gangguan yang lebih luas.

"Ini tak bisa diterima. Semua orang normal akan menganggapi ini mengerikan," kata perdana menteri kepada wartawan.

"Apa yang mendorong orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan persoalan protes, ini kekerasan kejahatan dan kami akan menanganinya sesuai hukum yang berlaku."

Pemerintah Belanda telah mengambil langkah-langkah terberat sejak pandemi berlangsung - termasuk pembatasan aktivitas malam malam hari mulai pukul 21:00 - 04:40 waktu setempat.

Kebijakan pembatasan jam malam di Belanda ini pertama kali diberlakukan sejak Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Tangkal Flu Burung, Belanda Musnahkan 190.000 Ayam

Mereka yang melanggar aturan ini akan dikenakan denda sebesar €95 atau sekitar Rp.1,5 juta.

Bar dan restoran di seluruh Belanda ditutup sejak Oktober, sementara sekolah dan toko non-esensial ditutup akhir bulan lalu.

Larangan terbang dari Inggris, Afrika Selatan dan Amerika Selatan telah diberlakukan, karena kekhawatiran penyebaran virus corona varian baru.

Baca juga: Raja Belanda Minta Maaf Telah Berlibur di Tengah Aturan Lockdown Covid-19 di Negaranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com