Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Krisis Suez dan Melemahnya Kekuatan Kolonialis Lama

Kompas.com - 23/01/2021, 13:38 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com – Krisis Suez merupakan konflik mengenai Terusan Suez, terusan yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah, yang terletak di Mesir.

Krisis Suez dipicu oleh keputusan Presiden Mesir kala itu, Gamal Abdel Nasser, untuk menasionalisasi Terusan Suez pada Juli 1956 sebagaimana dilansir dari History.

Sebelum dinasionalisasi, terusan sepanjang 193 kilometer itu dikendalikan bersama oleh Inggris dan Perancis.

Terusan Suez menghasilkan banyak uang karena digunakan sebagai lalu lintas dua pertiga minyak ke Eropa.

Baca juga: [Cerita Dunia] Chamoy Thipyaso Dipenjara 141.078 Tahun, Korbannya 16.000 Orang

Karena itulah, Nasser menasionalisasi terusan tersebut supaya uang yang dihasilkan dari Terusan Suez dapat digunakan untuk mendanai Bendungan Aswan di seberang Sungai Nil.

Langkah tersebut ditentang habis-habisan oleh Inggris dan Perancis. Perdana Menteri Inggris kala itu, Anthony Eden, bahkan bersumpah untuk merebut kembali Terusan Suez.

Inggris lantas memerangi Mesir untuk mendapatkan kembali kontrol atas Terusan Suez. Langkah tersebut diikuti oleh Perancis dan Israel.

Perancis sebelumnya telah memiliki masalah dengan Mesir atas dukungan Nasser terhadap pemberontak di koloni Perancis, Aljazair.

Baca juga: [Cerita Dunia] Sebelum Rentetan Kecelakaan Pesawat Terjadi, Ini Dia yang Pertama

Di sisi lain, Israel terlibat dalam perang dengan Mesir. Kedua negara ini bahkan tengah bertempur di seepanjang perbatasan mereka.

Pada 29 Oktober 1956, angkatan bersenjata Israel menyerang Semenanjung Sinai. Dua hari kemudian, dengan kedok melindungi Terusan Suez, pasukan Inggris-Prancis mulai mengebom sasaran di Mesir.

Pada 5 November 1956, pasukan penerjun payung dan marinir Inggris-Perancis mulai menduduki posisi strategis di zona Terusan Suez.

Karena perseteruan tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan cepat mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata.

Baca juga: [Cerita Dunia] Kisah Heroik Kapten Sully Selamatkan 150 Penumpang Pesawat

Langkah tersebut merupakan keputusan yang jarang terjadi di tengah Perang Dingin yang masih berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.

AS dan Uni Soviet bahkan menekan Inggris, Perancis, dan Israel untuk mundur dari Mesir.

Uni Soviet, yang telah memasok senjata dan uang ke Mesir, membuat ancaman penggunaan senjata nuklir untuk membantu sekutunya sedangkan AS mengancam akan kekuatan ekonominya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com