"Itu adalah sesuatu yang menurut saya sangat berbeda," kata Belmonte.
Aspek lainnya adalah ia melepaskan AS dari peran yang benar-benar tegas dalam mempromosikan hak asasi manusia di seluruh dunia.
Ia mengubah isi laporan tahunan hak asasi manusia dari Departemen Luar Negeri dan tidak memasukkan banyak topik, seperti kesetaraan LGBT.
Baca juga: Berakhirnya Transisi Kekuasaan Damai AS di Tangan Donald Trump
Kathryn Brownell, profesor sejarah di Universitas Purdue, yang berfokus pada hubungan antara media, politik, dan budaya populer, dengan penekanan pada kepresidenan Amerika.
Secara umum, Donald Trump dan pendukungnya di Partai Republik dan media konservatif telah menguji demokrasi Amerika dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebagai seorang sejarawan yang mempelajari hubungan antara media dan kepresidenan, sungguh mengejutkan cara dia meyakinkan jutaan orang bahwa versi palsu dari kejadian itu benar adanya.
Apa yang terjadi pada 6 Januari di Gedung Capitol AS adalah puncak dari empat tahun pemerintahan Presiden Trump yang secara aktif menyampaikan informasi yang salah.
Sama seperti Watergate, penyelidikan pemakzulan mendominasi interpretasi historis warisan Richard Nixon selama beberapa dekade.
"Saya pikir momen pasca-pemilu ini akan berada di garis depan penilaian historis kepresidenannya," ungkap Brownell.
Presiden di abad ke-20 semakin menggunakan langkah-langkah canggih untuk memutarbalikkan interpretasi kebijakan dan peristiwa dengan cara yang menguntungkan dan untuk mengontrol narasi media tentang pemerintahan mereka.
Namun, pernyataan bahwa pemerintah memiliki hak atas fakta alternatifnya sendiri jauh melampaui batas, yang pada akhirnya membayangi cara pemerintahan Trump akan memerintah dengan informasi yang salah.
Trump memanfaatkan kekuatan media sosial serta mengaburkan batas antara hiburan dan politik dengan cara yang memungkinkannya untuk melewati kritik dan terhubung langsung ke pendukungnya dengan cara tanpa filter.
Franklin Roosevelt, John F Kennedy, dan Ronald Reagan juga menggunakan media baru dan gaya selebriti untuk terhubung langsung dengan orang-orang.
Cara tanpa filter itu, kemudian mengubah ekspektasi dan operasional kepresidenan yang membuka jalan bagi Trump.
Baca juga: Deretan Kebijakan Trump yang Membuat AS Penuh Gejolak Selama 4 Tahun
Margaret O'Mara, profesor sejarah di Universitas Washington, yang berfokus pada sejarah politik, ekonomi, dan metropolitan AS modern mengatakan Trump mempertandingkan kemenangan pemilu AS 2020 dengan sangat konstitusional dan numerik, lawan Joe Biden.