NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebuah video viral memerlihatkan bendera India dikibarkan dalam demo pendukung Presiden Donald Trump di Gedung Capitol, Washington DC.
Sontak, rekaman itu menjadi perbincangan di "Negeri Bollywood", dengan netizen kebanyakan melontarkan kritikan.
Bendera berwarna saffron, putih, dan hijau dengan Ashoka Chakra di tengahnya dikibarkan di luar Gedung Capitol Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Tak Hanya Merusak, Massa Pro-Trump Juga Cemari Gedung Capitol dengan Urine dan Kotoran Manusia
Tidak dijelaskan siapa yang mengibarkan bendera India itu, atau apa yang menjadi motifnya membentangkannya dalam demo pendukung Trump.
Anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Varun Gandhi mengunggah video viral itu di Twitter dan memberikan kecaman.
Why is there an Indian flag there??? This is one fight we definitely don’t need to participate in... pic.twitter.com/1dP2KtgHvf
— Varun Gandhi (@varungandhi80) January 7, 2021
"Mengapa ada bendera India di sana? Ini adalah kondisi yang seharusnya kita tak perlu berpartisipasi di dalamnya," kecamnya.
Dilansir India.com Jumat (8/1/2021), warganet ramai-ramai menyebut orang yang mengibarkannya adalah pendukung Trump.
Pemimpin kongres Shashi Tharoor di twit-nya menyatakan, adanya insiden pengibaran bendera triwarna itu seharusnya menjadi peringatan bagi mereka.
Dia menuturkan, ada beberapa orang India yang mempunyai pikiran sama dengan pendukung presiden berusia 74 tahun tersebut.
Baca juga: Ikut Kerusuhan Gedung Capitol, 2 Pendukung Trump Dipecat dari Tempat Kerja
Oknum itu, kata Tharoor, menggunakan bendera bukan sebagai bentuk kebanggaan, melainkan sebagai senjata.
"Mereka mengecam siapa pun yang tak sejalan dengan mereka sebagai pengkhianat dan anti-nasionalis. Ini harus dijadikan peringatan untuk kita semua," ulasnya.
Pemimpin Partai Shiv Sena Priyanka Chaturvedi berujar, yang mengibarkannya seharusnya malu karena sudah mendukung kejahatan di negara lain.
Sementara komedian Vir Das menanggapinya dengan lucu. "Wahai orang India yang mengibarkan bendera di #CapitolRiots. Setiap kerumunan itu bukanlah pertandingan kriket!"
Baca juga: Selamat Jalan, Akun Twitter Donald Trump...
Kerusuhan di gedung parlemen AS itu dipicu seruan Presiden Trump bahwa dia dicurangi dalam Pilpres AS 3 November 2020.
Total lima orang tewas dalam kerusuhan tersebut, dengan empat di antaranya adalah pendukung sang presiden dan seorang lagi polisi.
Buntut dari insiden itu, Trump menerima hujatan bahkan dari sesama politisi di Partai Demokrat, dengan muncul seruan supaya dia dimakzulkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.