Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral, Ada Bendera India di Demo Pendukung Trump di Capitol

Kompas.com - 09/01/2021, 21:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber india.com

NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebuah video viral memerlihatkan bendera India dikibarkan dalam demo pendukung Presiden Donald Trump di Gedung Capitol, Washington DC.

Sontak, rekaman itu menjadi perbincangan di "Negeri Bollywood", dengan netizen kebanyakan melontarkan kritikan.

Bendera berwarna saffron, putih, dan hijau dengan Ashoka Chakra di tengahnya dikibarkan di luar Gedung Capitol Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Tak Hanya Merusak, Massa Pro-Trump Juga Cemari Gedung Capitol dengan Urine dan Kotoran Manusia

Tidak dijelaskan siapa yang mengibarkan bendera India itu, atau apa yang menjadi motifnya membentangkannya dalam demo pendukung Trump.

Anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Varun Gandhi mengunggah video viral itu di Twitter dan memberikan kecaman.

"Mengapa ada bendera India di sana? Ini adalah kondisi yang seharusnya kita tak perlu berpartisipasi di dalamnya," kecamnya.

Dilansir India.com Jumat (8/1/2021), warganet ramai-ramai menyebut orang yang mengibarkannya adalah pendukung Trump.

Pemimpin kongres Shashi Tharoor di twit-nya menyatakan, adanya insiden pengibaran bendera triwarna itu seharusnya menjadi peringatan bagi mereka.

Dia menuturkan, ada beberapa orang India yang mempunyai pikiran sama dengan pendukung presiden berusia 74 tahun tersebut.

Baca juga: Ikut Kerusuhan Gedung Capitol, 2 Pendukung Trump Dipecat dari Tempat Kerja

Oknum itu, kata Tharoor, menggunakan bendera bukan sebagai bentuk kebanggaan, melainkan sebagai senjata.

"Mereka mengecam siapa pun yang tak sejalan dengan mereka sebagai pengkhianat dan anti-nasionalis. Ini harus dijadikan peringatan untuk kita semua," ulasnya.

Pemimpin Partai Shiv Sena Priyanka Chaturvedi berujar, yang mengibarkannya seharusnya malu karena sudah mendukung kejahatan di negara lain.

Sementara komedian Vir Das menanggapinya dengan lucu. "Wahai orang India yang mengibarkan bendera di #CapitolRiots. Setiap kerumunan itu bukanlah pertandingan kriket!"

Baca juga: Selamat Jalan, Akun Twitter Donald Trump...

Kerusuhan di gedung parlemen AS itu dipicu seruan Presiden Trump bahwa dia dicurangi dalam Pilpres AS 3 November 2020.

Total lima orang tewas dalam kerusuhan tersebut, dengan empat di antaranya adalah pendukung sang presiden dan seorang lagi polisi.

Buntut dari insiden itu, Trump menerima hujatan bahkan dari sesama politisi di Partai Demokrat, dengan muncul seruan supaya dia dimakzulkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com