Sudan yang berusaha keluar dari daftar hitam AS juga dengan kepentingan politik lainnya, pada akhirnya membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
Keputusan itu jelas membuat Sudan lebih mudah dipercaya dan keluar dari sanksi AS, mudah melakukan transaksi dagang secara global.
Menurut analisis ASPI, suksesnya Israel membangun hubungan diplomatik dengan 4 negara Arab sejauh ini menandakan bahwa masalah Palestina tidak lagi dianggap penting oleh beberap rezim Arab.
Itu juga mengesankan bahwa "menjual" Palestina secara terbuka tidak lagi memengaruhi legitimasi mereka di dalam negeri masing-masing.
Meski begitu, kemenangan diplomatik ini bukanlah suatu terobosan besar bagi Israel seperti yang banyak diasumsikan analis dari Barat.
Baca juga: Arab Saudi: Asalkan Kedaulatan Palestina Diberikan, Normalisasi dengan Israel dapat Terjadi
Dalam banyak kasus, diplomatik ini hanya seperti hubungan yang formal dari suatu jalinan yang sudah berjalan selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun, tanpa publikasi.
Ada 2 pola yang jelas terlihat di setiap pengakuan beruntun atas Israel dari negara-negara Arab itu selama beberapa bulan terakhir.
Pertama, AS memegang peran utama sebagai perantara, menjual senjata dan memenuhi tuntutan lain yang ada kaitannya dengan kepentingan mereka.
Kedua, permusuhan terhadap Iran, terutama di Teluk adalah yang paling utama dalam mendorong diplomatik resmi negara-negara Arab dengan Israel.
Baca juga: Joe Biden Tampar Keras Trump: Kemenangannya adalah Keinginan Masyarakat AS
Apalagi, Joe Biden yang terpilih menjadi presiden AS berencana untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran setelah sebelumnya AS keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018 di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Berdasarkan hal itu, tidak heran apabila setelah Biden dilantik, Arab Saudi akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Analisisnya adalah, dengan kekayaan minyak Arab Saudi dan posisinya sebagai 'pelindung' 2 situs Islam paling suci, memungkinkan Israel menentang upaya Biden dalam menghidupkan kembali perjanjian nuklir dan normalisasi AS-Iran.
Israel jelas lebih merasa "kuat" jika menentang upaya Biden apabila bergandengan dengan Arab Saudi karena bobotnya akan lebih besar ketimbang masing-masing negara bertindak secara terpisah.
Baca juga: Israel Sudah Bersiap jika Trump Menyerang Iran Sebelum Lengser dari Gedung Putih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.