Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal Akibat Covid-19 Jadi Tolok Ukur Baru Tragedi Kemanusiaan

Kompas.com - 12/12/2020, 07:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kebanyakan orang di Amerika mengatakan tragedi 11 September 2001 adalah salah satu hari yang paling kelam dalam kehidupan mereka, tapi pandemi Covid-19 membuatnya lebih dari itu. 

Peristiwa hancurnya dua gedung pencakar langit di New York menjadi sejarah yang paling mematikan di zaman modern dengan korban meninggal sebanyak hampir 2.977 orang.

Sekarang, korban yang meninggal akibat pandemi Covid-19 telah mengalahkan angka tersebut, dengan lebih dari 3.000 orang meninggal pada Rabu kemarin (9/12/2020), menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, seperti yang dilansir ABC Indonesia pada Jumat (11/12/2020).

Ada kemungkinan korban meninggal akibat Covid-19 akan menjadi tolok ukur baru saat memperhitungkan korban tragedi kemanusiaan di masa depan. 

Baca juga: Konsulat RI di Vancouver Tempatkan Produk UMKM di Pasar Daring Dunia di Tengah Pandemi Covid-19

Keluarga Naeha Quasba termasuk di antara jutaan warga Amerika Serikat yang kehidupannya akan berubah selamanya akibat virus corona yang telah menyebabkan hampir 280.000 orang meninggal di Amerika Serikat.

"Ayah saya harus diisolasi saat itu dan kami tidak bisa melihatnya, sampai hari ini, saya masih kepikiran," kata Naeha.

"Saya merasa setengah dari kesedihan saya adalah karena tidak bisa bersamanya selama waktu (isolasi) itu," imbuhnya.

"Percakapan video yang kami lakukan dengannya sangat singkat dan akhirnya berhenti sama sekali karena ayah saya menjadi sangat lemah," lanjutnya.

"Ayah saya pada dasarnya kehilangan harapan dan dia berhenti menjawab semua panggilan telepon," ujarnya.

Baca juga: Anjing Bisa Deteksi Covid-19 dari Keringat Ketiak, Bisa Gantikan Swab?

Perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum tersebut kehilangan ayahnya, Ramash, pada September lalu.

Sebelumnya, ayahnya tersebut dirawat selama 40 hari di rumah sakit, lebih dari setengahnya menggunakan ventilator, dan 6 hari lainnya dia tidak responsif.

"Ini seperti 9/11 setiap hari," kata Quasba.

"Sungguh tragis memikirkan jumlah orang yang meninggal pada 9/11. (Tapi) juga tragis memikirkan jumlah orang yang meninggal dalam sehari selama pandemi yang telah berlangsung selama 10 bulan ini," ujarnya.

"Tapi, saya merasa kita seharusnya tidak perlu mengatakan itu. Dari yang kita lihat, bahaya dari virus ini sudah cukup bagi orang untuk menyadari betapa mengerikannya."

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 di Australia Dihentikan Setelah Ditemukan Hasil HVI Positif Palsu

Jumlah infeksi dan kematian terus meningkat

Setiap hari, rekor baru dipecahkan di Amerika Serikat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com