WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kebanyakan orang di Amerika mengatakan tragedi 11 September 2001 adalah salah satu hari yang paling kelam dalam kehidupan mereka, tapi pandemi Covid-19 membuatnya lebih dari itu.
Peristiwa hancurnya dua gedung pencakar langit di New York menjadi sejarah yang paling mematikan di zaman modern dengan korban meninggal sebanyak hampir 2.977 orang.
Sekarang, korban yang meninggal akibat pandemi Covid-19 telah mengalahkan angka tersebut, dengan lebih dari 3.000 orang meninggal pada Rabu kemarin (9/12/2020), menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, seperti yang dilansir ABC Indonesia pada Jumat (11/12/2020).
Ada kemungkinan korban meninggal akibat Covid-19 akan menjadi tolok ukur baru saat memperhitungkan korban tragedi kemanusiaan di masa depan.
Baca juga: Konsulat RI di Vancouver Tempatkan Produk UMKM di Pasar Daring Dunia di Tengah Pandemi Covid-19
Keluarga Naeha Quasba termasuk di antara jutaan warga Amerika Serikat yang kehidupannya akan berubah selamanya akibat virus corona yang telah menyebabkan hampir 280.000 orang meninggal di Amerika Serikat.
"Ayah saya harus diisolasi saat itu dan kami tidak bisa melihatnya, sampai hari ini, saya masih kepikiran," kata Naeha.
"Saya merasa setengah dari kesedihan saya adalah karena tidak bisa bersamanya selama waktu (isolasi) itu," imbuhnya.
"Percakapan video yang kami lakukan dengannya sangat singkat dan akhirnya berhenti sama sekali karena ayah saya menjadi sangat lemah," lanjutnya.
"Ayah saya pada dasarnya kehilangan harapan dan dia berhenti menjawab semua panggilan telepon," ujarnya.
Baca juga: Anjing Bisa Deteksi Covid-19 dari Keringat Ketiak, Bisa Gantikan Swab?
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum tersebut kehilangan ayahnya, Ramash, pada September lalu.
Sebelumnya, ayahnya tersebut dirawat selama 40 hari di rumah sakit, lebih dari setengahnya menggunakan ventilator, dan 6 hari lainnya dia tidak responsif.
"Ini seperti 9/11 setiap hari," kata Quasba.
"Sungguh tragis memikirkan jumlah orang yang meninggal pada 9/11. (Tapi) juga tragis memikirkan jumlah orang yang meninggal dalam sehari selama pandemi yang telah berlangsung selama 10 bulan ini," ujarnya.
"Tapi, saya merasa kita seharusnya tidak perlu mengatakan itu. Dari yang kita lihat, bahaya dari virus ini sudah cukup bagi orang untuk menyadari betapa mengerikannya."
Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 di Australia Dihentikan Setelah Ditemukan Hasil HVI Positif Palsu
Setiap hari, rekor baru dipecahkan di Amerika Serikat.