Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Platipus, Ternyata Hewan Ini Bisa Menyala dalam Gelap

Kompas.com - 12/12/2020, 05:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para peneliti di kebun binatang Amerika Serikat (AS) menemukan hewan Tasmanian Devil bisa mengeluarkan cahaya di bawar sinar ultraviolet (UV).

Ini adalah penemuan terbaru setelah fenomena yang sama ditemukan terjadi pada hewan khas Australia lainnya, seperti platipus, bilby, dan wombat.

Kebun Binatang Toledo di Ohio mengunggah temuan itu di halaman Facebook mereka.

"Dalam kasus Tasmanian devil, kulit di sekitar moncong, mata, dan telinga bagian dalam menyerap sinar ultraviolet, kemudian memancarkannya kembali dengan warna kebiruan," tulis unggahan mereka di Facebook seperti yang dilansir dari ABC Indonesia pada Jumat (11/12/2020).

"Tidak jelas apakah fenomena biofluoresensi ini punya tujuan ekologis atau hanya kebetulan," tambahnya.

Baca juga: Langka, Orangutan Sumatera Berhasil Lahir di Kebun Binatang Belgia

Biofluoresensi adalah fenomena "glow-in-the-dark" atau menyala dalam kegelapan, di mana gelombang cahaya diserap dan kemudian dipancarkan kembali berdasarkan sifat dari bulu atau kulit hewan tersebut.

Fenomena ini sudah ditemukan pada tumbuhan, beberapa serangga dan beberapa hewan laut, tetapi sebelumnya tidak diketahui jika bisa terjadi juga pada mamalia atau hewan marsupial khas Australia.

Jacob Schoen, salah satu pakar konservasi Kebun Binatang Toledo mengatakan ia yakin jika mereka adalah yang pertama kalinya menemukan fenomena Tasmanian devil yang bisa mengeluarkan cahaya.

"Ketika platipus baru-baru ini ditemukan memiliki biofluoresensi, kami sangat bersemangat untuk mencoba dan menemukannya pada hewan lain, terutama mamalia khas Australia," kata Jacob.

Baca juga: AS Perketat Aturan Hewan yang Boleh Masuk di Kabin Pesawat

Tim di Kebun Binatang Toledo termotivasi oleh temuan terbaru tentang platipus yang menunjukkan biofluoresensi di bawah sinar UV.

Ketika mereka berhasil mengamati fenomena "glow-in-the-dark" pada platipus yang mereka pamerkan di museum kebun binatang, mereka pindah ke mamalia Australia lainnya, yakni Tasmanian devil.

Jacob mengatakan mereka terkejut menemukan fenomena itu pada kunjungan pertama mereka.

"Sangat mengejutkan ketika kami melihatnya, saat melakukan pengujian kami tak berharap apa-apa tadinya."

Meskipun ini masih merupakan awal, Associate Professor Menna Jones dari University of Tasmania mengatakan penemuan para peneliti Kebun Binatang Toledo merupakan temuan menarik bagaimana Tasmania devil memandang dunia di sekitar mereka.

Baca juga: Hewan Laut Banyak yang Mati di Kamchatka, Apa Penyebabnya?

"Saya pikir ini penemuan yang sangat menarik karena menunjukkan bahwa Tasmania devil bisa saja memiliki spektrum sensorik yang lebih luas yang sebelumnya tidak kita sadari," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com