Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Vaksin Covid-19 di Australia Dihentikan Setelah Ditemukan Hasil HIV Positif Palsu

Kompas.com - 11/12/2020, 11:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BRISBANE, KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 yang dikembangkan di Australia oleh Universitas Queensland dihentikan pada Jumat (11/12/2020), setelah terdapat uji klinis yang menghasilkan HIV positif palsu di antara subyek tes tahap awal.

Hasil tersebut mendorong pemerintah untuk membatalkan rencana untuk membeli jutaan dosis vaksin kandidat tersebut.

Baca juga: Kisah Pilu Calon Pengantin yang Tewas karena Covid-19, Jalani Masa Kritis Tepat pada Rencana Tanggal Pernikahan

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, pemerintah memilih untuk meningkatkan pesanan vaksin Covid-19 alternatif dari AstraZeneca dan Novax.

"Vaksin Universitas Queensland tidak akan dapat dilanjutkan berdasarkan saran ilmiah, dan itu tidak lagi menjadi bagian dari rencana vaksin Australia," kata Morrison seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Panel Pakar AS Dukung Vaksin Pfizer Covid-19

Kandidat vaksin Covid-19, yang masih dalam uji coba fase pertama di Universitas Queensland, menggunakan sejumlah kecil protein HIV sebagai "penjepit molekuler".

Namun, langkah tersebut justru memicu respons antibodi yang dapat mengganggu skrining HIV, kata Menteri Kesehatan Greg Hunt.

Baca juga: Bantuan Pemerintah Australia Pulihkan Ekonomi Warga Terdampak Covid-19 dengan Bagi-bagi Voucher Belanja

Sekretaris Departemen Kesehatan Brendan Murphy mengatakan, meskipun vaksin telah terbukti menjanjikan dalam menekan Covid-19 dan tidak ada kemungkinan penularan HIV, pengembangan vaksin tersebut ditinggalkan. Sebab, dikhawatirkan dapat merusak kepercayaan publik terhadap vaksinasi.

"Ini mungkin akan bekerja dengan sangat baik sebagai vaksin (Covid-19), tapi kami tidak bisa memiliki masalah dengan kepercayaan (masyarakat)," kata Murphy.

Baca juga: Pemberian Dosis Kedua Vaksin Covid-19 Harus Tepat Waktu, Kenapa?

Profesor Paul Young dari Universitas Queensland bersikeras bahwa protein HIV yang digunakan dalam vaksin itu "sama sekali tidak berbahaya" dan tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi mereka yang ikut serta dalam uji coba.

Sementara itu, pemerintah mengatakan, pengumuman tentang vaksin dari Universitas Queensland itu tidak mengubah rencana peluncuran vaksin lain yang akan dimulai pada Maret.

Baca juga: FBI Peringatkan Potensi Penipuan Vaksin Covid-19

Dengan Australia mencatat hanya sejumlah kecil kasus infeksi virus corona yang terjadi setiap hari, pemerintah mengatakan dapat mengambil pendekatan yang relatif berhati-hati terhadap vaksin dibandingkan dengan negara dengan wabah besar.

Australia telah mencatat 28.000 kasus Covid-19 dari populasi 25 juta, dengan sekitar 900 kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com