Pekerjaan itu memberinya cukup uang untuk menyewa kamar di Manila, tempatnya berbagi dengan istri dan putri mereka yang berusia dua tahun, membeli makanan dan bahkan menabung sedikit untuk impian mereka membuka toko kecil.
Namun kemudian, Covid-19 melanda.
“Kami kehilangan rumah kami, pekerjaan saya. Kami bahkan kehilangan pakaian kami yang dicuri dari kami,” kata Auminto saat dia duduk di taman tempat keluarga itu tidur di atas kotak karton pipih di malam hari.
“Sebelum pandemi, Saya berencana untuk bekerja dan berusaha keluar dari kemiskinan. Ini untuk keluarga saya, jadi saya bisa memberi mereka kehidupan yang lebih baik, menyekolahkan anak saya."
Setiap hari mereka bergabung dengan antrian panjang yang sebagian besar tunawisma untuk menerima makanan gratis dari dapur umum.
Pada hari-hari tertentu, keluarga tersebut mendapat dua makanan dari dapur umum yang berbeda; hari lain hanya satu. Terkadang mereka tidak punya makanan sama sekali.
Lima hari seminggu para sukarelawan di sebuah pusat di Manila yang dikelola oleh Ordo Katolik Roma menyiapkan sekitar seribu makanan ayam, sayuran dan nasi yang dikemas ke dalam kotak dan diberikan kepada yang lapar.
Permintaan terus meningkat, kata Pastor Flavie Villanueva, yang menjalankan program tersebut.
Baca juga: Di Vertova, Italia, Dampak Covid-19 Lebih Buruk dari Perang Dunia II
"Kami mulai melakukan ini pada bulan April dan mulai dengan 250 orang antre. Ini meningkat menjadi 400, lalu 600, lalu 800. Tiga minggu lalu jumlahnya 1.000," kata Villanueva.
“Mayoritas masih tunawisma, tetapi ada sejumlah besar yang memiliki rumah tetapi putus asa karena tidak ada pekerjaan."
Kelaparan sudah menjadi masalah utama di Filipina sebelum pandemi melanda.
Sekitar 59 juta orang sedang atau sangat rawan pangan antara 2017 dan 2019. Jumlah itu adalah yang tertinggi di Asia Tenggara menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.
Dampak virus pada kelaparan telah diperburuk oleh serangkaian topan yang melanda negara itu dalam beberapa bulan terakhir, menghancurkan puluhan ribu rumah.
Fleras mengatakan sumbangan makanan telah melonjak selama pandemi, sebagian karena banyak pabrik yang terpaksa menghentikan operasi memberikan kelebihan stok mereka.
Tapi itu tidak cukup untuk memenuhi permintaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.