Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Butuh 3 Anak Tiap Rumah Tangga untuk Dongkrak Ekonomi, Kenapa?

Kompas.com - 10/12/2020, 15:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang ekonom China terkemuka mendesak pemerintah untuk meluncurkan kebijakan "tiga anak" baru dalam upaya untuk meremajakan negara dengan populasi lansia yang terus bertambah.

Ren Zeping, kepala sebuah lembaga think tank di China, menyarankan dalam analisis yang diterbitkan kemarin bahwa Beijing harus mengizinkan pasangan memiliki tiga anak secepat mungkin.

“Proposal itu bertujuan untuk mengatasi tingkat kesuburan yang terus menurun dan populasi yang menua setelah kebijakan dua anak di China gagal,” kata Ren seperti dilansir Daily Mail pada Rabu (9/12/2020).

Sejak 1979, pasangan di China dibatasi untuk memiliki satu anak.

Aturan ini seringkali diberlakukan secara brutal. Tujuannya untuk memperlambat pertumbuhan populasi dan meningkatkan perekonomian.

Baca juga: Kepala Intelijen AS: China Ancaman Terbesar Bagi Kebebasan

Namun undang-undang tersebut, yang diperkirakan mencegah 400 juta kelahiran, juga menyebabkan masalah ekonomi jangka panjang, pergolakan sosial yang besar, dan tragedi kemanusiaan.

Dengan kekhawatiran populasi lansia China akan memperlambat pertumbuhan ekonominya, para pejabat mengumumkan kebijakan dua anak pada Oktober 2015, yang mulai berlaku pada 1 Januari tahun berikutnya.

Undang-undang tersebut tampaknya memiliki kesuksesan awal karena tambahan 5,4 juta bayi diperkirakan telah lahir di China dalam 18 bulan pertama setelah kebijakan dua anak diberlakukan.

Tapi menurut Ren, Kebijakan itu tidak bekerja sebaik yang diharapkan pejabat China. Tingkat kelahiran di negara itu terus menurun sejak 2015.

Dalam analisis baru yang ditulis oleh ekonom terkenal di Institut Penelitian Evergrande itu, ia menyatakan ada konsekuensi dari kegagalan kebijakan "dua anak" sebelumnya.

Baca juga: Gadis 17 Tahun di China Tenggelam, 4 Polisi Hanya Berdiri dan Melihat

Populasi yang menua dan angka kelahiran yang rendah telah menjadi salah satu ancaman mendasar terbesar yang dihadapi China di abad ini.

Pada 2019, total 14,65 juta anak lahir di China ketika tingkat kesuburan mencapai titik terendah sejak 1949 ketika negara Komunis didirikan, menurut media pemerintah.

Ren memerkirakan, kurang dari 11 juta bayi akan lahir pada tahun 2030 sebagai dampak dari hilangnya kebijakan dua anak, peningkatan tingkat pendidikan dan kemajuan urbanisasi.

Meskipun 11 juta kelahiran mungkin terdengar banyak, itu masih jauh dari target 20 juta setahun yang ditetapkan oleh pemerintah China pada 2015.

Dengan lebih sedikit bayi yang lahir, orang yang berusia di atas 65 tahun diperkirakan menempati lebih dari setengah populasi negara itu pada akhir abad ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com