Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Bayar 1 Dollar AS untuk Pemenang Tender Proyek Pengumpulan Batu Bulan

Kompas.com - 04/12/2020, 19:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - NASA membayar perusahaan Lunar Outpost sebesar 1 dollar AS (Rp 14.120) untuk mengumpulkan batu dari bulan setelah diterima sebagai pemenang tender.

Pada Kamis (3/12/2020), Lunar Outpost diberikan kontrak untuk mengumpulkan sampel kepada badan antariksa AS.

Ini adalah satu dari empat kontrak yang diberikan oleh NASA di bawah program pengumpulan sumber daya bulan berbiaya rendah.

Penawar pemenang lainnya adalah Masten Space Systems yang berbasis di California dan ispace yang berbasis di Tokyo, bersama dengan anak perusahaannya di Eropa.

NASA akan membayar perusahaan untuk koleksi individu berupa lunar regolith atau tanah bulan, dengan berat antara 50 gram dan 500 gram.

Baca juga: [VIDEO] Change-5 Lepas Landas dari Bulan, Bawa Sampel Bebatuan Menuju China

"Perusahaan akan mengumpulkan sampel dan kemudian memberi kami bukti visual dan data lain yang telah mereka kumpulkan," kata juru bicara NASA seperti yang dilansir dari BBC pada Jumat (4/12/2020).

"Rencananya misi tersebut akan berlangsung pada 2023, tetapi kami sedang bekerja dengan beberapa perusahaan yang berbeda, yang dapat merilis tanggal peluncuran lebih awal," kata CEO Lunar Outpost Justin Cyrus kepada BBC.

Lunar Outpost yang berbasis di Colorado, sebuah perusahaan robotika, akan dibayar 1 dollar AS (Rp 14.120) untuk mengumpulkan batu bulan dari Kutub Selatan bulan.

Nominal bayaran bukanlah motivasi bagi perusahaan tersebut. Namun, mereka mengharapkan ada banyak manfaat ilmiah untuk misi tersebut, seperti memungkinkan perusahaan berlatih mengekstraksi sumber daya dari permukaan bulan.

Baca juga: China Berhasil Masuki Area Bulan yang Belum Terjamah Manusia

Cyrus menyebutnya "pergeseran paradigma dalam cara berpikir masyarakat tentang eksplorasi ruang angkasa".

Perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan Blue Origin dan beberapa perusahaan lain yang sedang bekerja untuk terbang ke bulan.

Blue Origin adalah perusahaan eksplorasi luar angkasa yang didirikan oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Di antara tawaran pemenang lainnya, ispace Jepang akan dibayar 5.000 dollar AS (Rp 70,6 juta) untuk pengumpulan yang diusulkan pada 2022 di sisi timur laut dekat Bulan.

Baca juga: Misi Sukses, China Bawa Sampel Material Bulan ke Bumi

Bukan soal uang

"Jumlah nominal bahkan satu dolar adalah preseden penting yang ditetapkan NASA," kata Sinead O'Sullivan, seorang ahli luar angkasa.

"Inovasi di sini bukan dari nilai finansial, tetapi menciptakan norma bisnis dan hukum untuk menciptakan pasar pembeli dan penjual di luar batasan bumi," tambahnya.

Penghargaan untuk ketiga perusahaan akan terbayarkan dalam proses tiga tahap.

Sebanyak 10 persen dana pada saat pemberian penghargaan, 10 persen saat perusahaan meluncurkan koleksi pesawat ruang angkasa, dan 80 persen saat NASA memverifikasi bahwa perusahaan mengumpulkan materi tersebut.

Baca juga: [VIDEO] Wahana Antariksa China Berhasil Mendarat di Bulan, Mulai Kumpulkan Sampel 2 Hari ke Depan

"Ya, 1 dollar AS akan datang dalam tiga kali angsuran kecil, tapi penting, yaitu 0,10 dollar AS, 0,10 dollar AS, dan 0,80 dollar AS," ucap Cyrus.

Pengumuman badan antariksa pada Kamis datang ketika China melakukan misi pengumpulan sampel bulannya sendiri.

Pesawat ruang angkasa China Chang'e-5 saat ini sedang dalam perjalanan kembali ke Bumi dengan sampel dari bulan.

Baca juga: Wahana Pengambil Bebatuan Bulan Milik China Berhasil Diluncurkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com