Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Murdoch Akan Hentikan Program Bahasa Indonesia, Ada Apa?

Kompas.com - 03/12/2020, 16:36 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Ada empat prioritas bahasa yang perlu dipelajari orang Australia yang disebutkan dalam dokumen tersebut, yakni bahasa Mandarin, India, Indonesia, dan Jepang.

Namun terlepas dari desakan pentingnya menjaga hubungan dengan negara tetangganya di kawasan Asia, pengetahuan warga Australia soal budaya di negara-negara Asia semakin berkurang.

Di tahun 1992 ada 22 universitas di Australia yang menawarkan program studi Indonesia, namun saat ini jumlahnya menyusut hingga tinggal 14 universitas.

Pemerintah Australia tidak menanggapi pertanyaan ABC Indonesia soal 'Asian Century White Paper', tapi juru bicara Pemerintah Australia mengatakan tetap ada dorongan agar warga Australia belajar bahasa selain Inggris.

Tapi menurut Profesor Edward Aspinall dari Australian National University, 'Asian Century White Paper' sebagian besar sudah ditinggalkan oleh Pemerintah Federal, meskipun masih ada program lain, seperti 'New Colombo Plan' yang memberikan kesempatan bagi anak-anak muda Australia yang duduk di bangku kuliah untuk belajar langsung budaya dan bahasa di negara-negara Asia.

"Tapi ini [New Colombo Plan] adalah rencana yang cukup kecil dan hanya itu satu-satunya yang ditunjukkan Pemerintah Australia sebagai komitmen yang berkelanjutan dan mendalam," kata Profesor Aspinall, yang juga Presiden dari Asian Studies Association of Australia (ASAA).

Baca juga: Kisah Mahasiswa Indonesia Pertama yang Tiba di Australia sejak Perbatasannya Ditutup

Australia dinilai tidak 'serius' soal hubungan dengan Asia

ASAA telah mengkonfirmasi jumlah universitas di Australia yang menawarkan program bahasa Indonesia "benar-benar menurun".

Juru bicara Departemen Pendidikan, Keterampilan dan Ketenagakerjaan di Australia mengatakan kepada ABC Indonesia jika Pemerintah Australia tidak bisa memutuskan program studi apa yang bisa dihentikan atau dilanjutkan oleh universitas.

Lebih lanjut, ia mengatakan Pemerintah Australia telah menyediakan 27,5 juta dollar Australia untuk program Early Learning Languages Australia (ELLA) yang mengajarkan anak-anak prasekolah bahasa asing, termasuk bahasa-bahasa Asia.

Pemerintah Australia menegaskan jika universitas adalah lembaga otonom yang berhak mengeluarkan keputusannya sendiri, tetapi Profesor Aspinall mengatakan universitas tetap memiliki peran untuk menghentikan penutupan program bahasa Asia.

"Sebenarnya Pemerintah Federal memiliki kewenangan untuk tidak memberikan izin bagi perguruan tinggi yang menutup program di wilayah penting secara nasional, termasuk pengajaran bahasa yang memiliki nilai strategis nasional," ujarnya.

Baca juga: Gelombang Panas Akan Terjang Australia, Suhu Capai 47 Derajat Celcius

Ia memperingatkan penurunan studi bahasa Asia di Australia akan membuat hubungan Australia dengan negara-negara di kawasan Asia menjadi buruk.

"Ini mengirimkan sinyal bahwa Australia tidak benar-benar serius tentang hubungannya dengan negara-negara Asia, yang hanya memerlukan pendekatan instrumental atau transaksional murni untuk hubungan tersebut dan kita tidak menghargai budaya di kawasan sendiri," kata Professor Aspinall.

ASAA telah meminta Pemerintah Australia untuk melakukan kembali investasi yang serius, termasuk dengan menemukan cara melindungi program-program penting dalam bahasa Asia di tengah guncangan keuangan saat ini yang dirasakan universitas.

Juru bicara Murdoch University mengatakan mereka memahami pentingnya keterlibatan Australia di kawasan Asia Pasifik lewat penelitian dan pendidikan.

"Kampus kami di Singapura dan Myanmar serta Pusat Riset Asia Murdoch akan terus memainkan peran penting dalam aktivitas keterlibatan kami di Asia dan penelitian yang kami lakukan tentang politik, pemerintahan, dan perubahan sosial di kawasan Asia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com