Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan China, Sejumlah Politisi Dunia Ajak Publik Minum Wine Australia

Kompas.com - 02/12/2020, 20:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

"Kami sangat kecewa mendapati bisnis kami, bisnis mitra kami, dan industri minuman anggur Australia berada dalam posisi seperti ini," ujar Dirut perusahaan itu, Tim Ford.

"Kami menyerukan perlunya kepemimpinan yang kuat dari pemerintah untuk menemukan jalan ke depan," katanya.

Menurut Matthew Reeves, para produsen wine Australia akan mencoba mengalihkan pasokan ke pasar lainnya, namun besarnya jumlah produk yang perlu dialihkan akan mendorong penurunan signifikan pada harga minuman anggur.

Baca juga: Cara Australia Bangkitkan Perekonomian dengan Bagi-bagi Voucher Jutaan Rupiah

Pasar China menyukai minuman anggur merah

Minuman anggur telah menjadi simbol status kelas menengah China yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir, dan negara itu dengan cepat menjadi pasar ekspor wine terbesar Australia.

Kym Anderson, direktur Wine Economics Research Center, menjelaskan 90 impor wine di China merupakan minuman anggur merah.

Namun secara keseluruhan, minuman anggur merah dan anggur putih hanya menyumbang 4 hingga 5 persen dari konsumsi minuman beralkohol di sana.

Ia mengatakan, konsumsi minuman beralkohol di China masih didominasi minuman arak dari beras dan bir tradisional.

Konsultan industri anggur China Lu Jiang kepada ABC menjelaskan masyarakat lokal tidak selalu suka untuk minum wine.

"Industri wine China memiliki titik awal yang rendah, tidak ada tradisi minum wine, kebanyakan orang mengkonsumsi minuman keras buatan China," katanya.

Namun, seiring pertumbuhan kelas menengah di negara itu, industri wine pun telah tumbuh dalam beberapa tahun belakangan ini.

Menurut Lu Jiang, industri wine China mengalami "transformasi paksa" untuk bersaing dengan wine impor dari Eropa dan Australia dengan "keseimbangan yang lebih baik antara harga dan kualitas".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com