Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joshua Wong dan Dua Aktivis Pro-demokrasi Hong Kong Dipenjara

Kompas.com - 02/12/2020, 19:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP,BBC

HONG KONG, KOMPAS.com - Aktivis demokrasi Hong Kong Joshua Wong, Agnes Chow dan Ivan Lam telah dijatuhi hukuman penjara karena keterlibatan mereka dalam protes massal tahun lalu.

Trio itu dinyatakan bersalah karena melanggar hukum.

Gerakan pro-demokrasi tertahan sejak Beijing memberlakukan undang-undang keamanan yang kontroversial dengan hukuman yang keras.

Tapi karena pelanggaran mereka terjadi sebelum undang-undang diberlakukan, para aktivis terhindar dari hukuman seumur hidup.

Baca juga: Cara China Tumbuhkan Loyalitas Warga Hong Kong: Reformasi Pendidikan

Wong telah menerima hukuman 13,5 bulan penjara. Sedangkan Chow dan Lam masing-masing akan dipenjara selama 10 dan tujuh bulan.

Para aktivis tetap berada di tahanan hingga hukuman hari ini, dengan Wong ditempatkan di sel isolasi.

Ketiganya dinyatakan bersalah karena mengatur dan mengambil bagian dalam pertemuan tidak sah di dekat markas polisi pada awal protes pro-demokrasi pada Juni tahun lalu.

"Para terdakwa meminta pengunjuk rasa untuk mengepung markas besar dan meneriakkan slogan-slogan yang merusak kepolisian," kata Hakim Wong Sze-lai, seperti dilaporkan outlet berita AFP.

"Pemenjaraan segera adalah satu-satunya pilihan yang tepat," lanjut Hakim Wong

Chow dikatakan menangis ketika kalimat itu dibacakan. Sementara itu, Wong berteriak "hari-hari ke depan akan sulit tapi kami akan bertahan di sana" saat dia dibawa pergi, menurut laporan.

Dalam komentar yang diposting di Twitter melalui pengacaranya, Wong menambahkan: "Kami sekarang bergabung dalam pertempuran di penjara bersama dengan banyak pemrotes pemberani. Kurang terlihat namun penting dalam perjuangan untuk demokrasi dan kebebasan untuk HK."

Amnesti Internasional mengutuk keputusan itu. Pihak berwenang dituding menggunakan hukuman untuk mengirim peringatan. Siapa pun yang berani secara terbuka mengritik pemerintah mereka bisa jadi yang berikutnya.

"Ketiga aktivis ini telah dipenjara karena melanggar hak mereka atas kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai," kata Direktur Regional Asia-Pasifik Amnesti International Yamini Mishra.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mendesak otoritas Hong Kong dan Beijing untuk mengakhiri kampanye mereka untuk membungkam oposisi.

"Keputusan penuntutan harus adil dan tidak memihak. Hak dan kebebasan di Hong Kong harus ditegakkan," ujarnya.

Baca juga: China Ancam Negara Barat soal Hong Kong: Hati-hati atau Mata Dicongkel

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com