Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Australia Bangkitkan Perekonomian dengan Bagi-bagi Voucher Jutaan Rupiah

Kompas.com - 29/11/2020, 19:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Beberapa negara bagian di Australia berupaya membangkitkan kembali perekonomian mereka yang terpukul akibat pandemi Covid-19, dengan membagikan voucher bernilai jutaan rupiah bagi warganya.

Berikut adalah rangkuman ABC Indonesia tentang voucher-voucher tersebut.

Jelang Natal, Canberra bagikan voucher 40 dollar Australia

Pemerintah Canberra akan membagikan voucher senilai 40 dollar Australia, atau sekitar Rp 414.000, kepada warga negara bagian tersebut menyongsong Natal untuk meningkatkan pendapatan bisnis lokal di tengah resesi akibat virus corona.

Dua minggu lagi, Pemerintah Wilayah Ibu Kota Australia (ACT) akan membagikan lima voucher digital bagi pelanggan dengan nilai yang berbeda-beda untuk dihabiskan di bisnis yang terdaftar, yang akan diperbarui setiap harinya.

Baca juga: Gelombang Panas Akan Terjang Australia, Suhu Capai 47 Derajat Celcius

Program uji coba ini akan berlangsung dari tanggal 9 Desember sampai 21 Desember, atau sampai dana 500,000 dollar Australia yang dialokasikan dalam program tersebut telah semuanya terpakai.

Mulai Senin (23/11)/2020, warga yang berusia di atas 18 tahun boleh mendaftarkan diri di situs ChooseCBR.

Kemudian mulai 19 Desember, warga Canberra akan diberikan lima voucher diskon setiap harinya, yang dapat dicairkan di toko-toko yang sudah terdaftar dalam program tersebut.

Kelima voucher itu harus digunakan di bisnis-bisnis yang berbeda supaya adil, dan akan memiliki nilai minimum pembelanjaan.

Berikut adalah tabel deskripsi voucher di Canberra.

Nilai voucher Pembelian minimal
2x $2.50 (Rp 26.000) $10 (Rp 103.000)
1x $5 (Rp 52.000) $20 (Rp 207.000)
1x $10 (Rp 103.000) $40 (Rp 414.000)
1x $20 (Rp 207.000) $80 (Rp 829.000)

Voucher tersebut tidak dapat digunakan untuk membeli produk seperti tembakau, dipakai untuk berjudi, ataupun membeli alkohol, namun dapat digunakan untuk memotong harga makanan yang dipesan dengan alkohol.

Menteri Bisnis ACT, Tara Cheyne, mengatakan sistem tersebut terinspirasi dari program serupa yang ada di Darwin dan voucher tersebut dapat diakses secara online.

"Ketika mendaftar dalam situs dan memuatnya kembali, setiap harinya voucher tersebut akan tersedia untuk Anda. Anda kemudian dapat mengklik voucher tersebut dan menunjukkannya pada bisnis yang terdaftar," katanya.

Graham Catt dari 'Canberra Business Chamber' mengatakan skema tersebut akan membantu bisnis yang kesulitan.

"Menyongsong Natal, ini adalah bentuk dorongan pertama untuk memberikan sedikit investasi untuk bisnis kecil, salah satu cara yang baik untuk menimbulkan efek berlipat ganda," katanya.

"Ini akan jadi skema yang sangat penting karena akan mendorong pelanggan, yang menurut saya mau terus mendukung bisnis lokal mereka, dan memberikan insentif untuk melakukannya."

Baca juga: Buntut Penyelidikan Pembunuhan di Afghanistan, 13 Tentara Australia Dipecat

Dalam kampanye pemilu ACT, pemerintah negara bagian tersebut berkomitmen untuk mengadakan skema voucher bernilai 2,5 juta dollar Australia (Rp 26 miliar).

Tara Cheyne berharap uji coba menjelang Natal sebesar 500,000 dollar Australia tersebut akan sukses terlaksana, serta mengatakan akan adanya kemungkinan munculnya lebih banyak diskon tahun depan.

"Saya harap uji coba ini akan berhasil sehingga keuntungan dapat dinikmati bisnis dan komunitas Canberra, atau bahkan pengunjung di Canberra," katanya.

"Kami dapat membuat keputusan lebih baik tahun depan untuk melakukannya lagi, dan kemungkinan melakukannya ketika konsumsi di masyarakat tidak terlalu baik."

Warga Sydney di atas 18 tahun dapat memanfaatkan voucher senilai Rp 1 juta untuk perputaran ekonomi di sana.ABC/BRENDAN ESPOSITO via ABC INDONESIA Warga Sydney di atas 18 tahun dapat memanfaatkan voucher senilai Rp 1 juta untuk perputaran ekonomi di sana.
Voucher Rp 1 juta di Sydney

Skema serupa telah diumumkan di Budget NSW minggu lalu, dengan masyarakat menerima empat voucher yang masing-masing senilai 25 dollar Australia untuk membeli makanan, kesenian, dan hiburan.

Pemerintah New South Wales akan memberi setiap orang dewasa 100 dollar Australia (Rp 1 juta) untuk dibelanjakan makanan dan hiburan.

Upaya ini dilakukan untuk menghidupkan kembali beberapa sektor yang paling terpukul karena pandemi Covid-19.

Bantuan stimulus diumumkan hari Selasa pekan lalu (17/11/2020) dalam anggaran negara bagian yang beribukota Sydney ini.

Untuk kupon bernama 'Out and About voucher', Pemerintah NSW mengeluarkan biaya hingga 500 juta dollar Australia, atau lebih dari Rp 5 triliun dengan tujuan agar perekonomian tetap hidup setelah Natal.

Padahal dalam pengumuman terbaru, anggaran Pemerintah NSW sebenarnya dinyatakan mengalami defisit hingga 6,9 miliar dollar Australia atau Rp 71 triliun.

Baca juga: Penjahit di Australia Hadapi Tingkat Eksploitasi Tinggi dan Dibayar Rendah

Mereka yang berusia diatas 18 tahun akan mendapat empat voucher senilai 25 dollar Australia, atau lebih dari Rp 250.000 yang didistribusikan lewat aplikasi ponsel 'Service NSW'.

Dua kupon digital bisa ditukarkan dengan makanan di restoran, kafe, kelab, sementara dua lainnya untuk hiburan, seperti bioskop, menonton pertunjukan seni, museum, taman hiburan dan sejenisnya.

Tapi kupon ini tidak bisa digunakan untuk membeli produk di pertokoan, alkohol, judi, rokok.

Untuk memulihkan bisnis di Victoria, Pemerintah setempat membagikan voucher senilai Rp 2 juta.ABC NEWS/SIMON TUCCI via ABC INDONESIA Untuk memulihkan bisnis di Victoria, Pemerintah setempat membagikan voucher senilai Rp 2 juta.
Voucher Rp 2 juta untuk bantu bisnis di Victoria

Premier Daniel Andrews pada tanggal 18 November lalu mengumumkan paket bagi sektor bisnis di sana bernama 'Victorian Tourism Recovery Package' senilai 465 juta dollar Australia.

'Victorian Budget 2020/21' akan membantu lebih banyak orang menjelajahi daerah pedalaman negara bagian tersebut dengan menggunakan 120.000 buah voucher yang masing-masing bernilai 200 dollar Australia, atau lebih dari Rp 2 juta.

Bisnis yang menjadi target utama adalah restoran, pub, hotel, perkebunan anggur, yang penghasilannya menurun akibat kebakaran hutan tahun lalu dan aturan di tengah wabah Covid-19.

Untuk mendapatkannya, warga di Victoria harus setidaknya mengeluarkan 400 dollar Australia, atau sekitar Rp 414 juta untuk menetap di akomodasi atau mengunjungi atraksi dan tur di pedalaman Victoria.

Baca juga: Peminat Bahasa Indonesia di Australia Turun, Ini Solusi yang Diusulkan...

Skema ini direncanakan akan berjalan bulan Desember nanti dan sengaja diberlakukan di musim panas, momen di mana para bisnis membutuhkan penghasilan besar.

"Baik kegiatan jalan-jalan dengan keluarga, atau tur di pinggir pantai, kami membantu orang untuk keluar dari rumah mereka dan menikmati tempat-tempat di Victoria," kata Premier Andrews.

"Pendanaan ini akan membangkitkan pariwisata untuk bangkit kembali dari tantangan yang ada tahun ini dan menyambut lebih banyak pengunjung dan mempekerjakan lebih banyak warga Victoria."

Selain itu, Pemerintah Victoria juga meluncurkan sejumlah paket pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat memperbaiki fasilitas tempat wisata yang akan dikunjungi para pemegang voucher.

Menurut Menteri Pariwisata, Olahraga, Kegiatan Besar Victoria, Martin Pakula, pembangunan dilakukan karena "Victoria memiliki salah satu daya tarik terbaik di dunia dan ingin memastikan negara bagian tersebut akan menarik lebih banyak pengunjung".

"Investasi untuk infrastruktur di setiap titik negara bagian Victoria merupakan dasar dari pemulihan yang berkepanjangan, yang berarti akan ada lebih banyak pekerjaan bagi warga Victoria," katanya.

Baca juga: Usai Pandemi, Kantor-kantor Australia Tetap Campur WFH dan WFO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com