Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelot Korea Utara Lompati Pagar Setinggi 3,6 Meter untuk Kabur ke Negara Ini

Kompas.com - 26/11/2020, 16:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara dilaporkan melompati pagar kawat setinggi 3,6 meter untuk kabur ke Korea Selatan.

Kabar pelariannya mencakup melewati setidaknya dua juta ranjau dan kawat berduri yang terhampar di Zona Demiliterisasi, yang membatasi dua Korea.

Pembelot berusia sekitar 20-an yang merupakan pesenam itu membuat pejabat Korea Selatan takjub, saat dia memeragakan lompatannya untuk membenarkan kisahnya.

Baca juga: Ranjau yang Dipasang untuk Cegah Pembelot Meledak, Puluhan Tentara Korut Terluka

Berdasarkan laporan Korea Herald, lelaki itu mempunyai bobot ringan, yang ditambah pengalaman belajar senam, jadi faktor yang membuat bisa meloncati pagar 3,6 meter.

Sangat sedikit orang yang mencoba membelot dari Korea Utara lewat Zona Demiliterisasi, di mana mereka biasanya memilih melewati perbatasan China.

Media Korea Selatan melaporkan, pria itu sempat menyentuh sensor yang berada di pagar perbatasan. Namun, benda itu untungnya tak berfungsi.

Dia baru terdeteksi oleh "Negeri Ginseng" setelah "berkeliaran" di selatan pagar pembatas, dan dua kali tertangkap kamera termal pada 2 November.

Pria yang mengenakan pakaian warna biru saat ditangkap itu kemudian ditahan untuk dimintai keterangan, di mana dia mengajukan suaka politik.

Dilansir The Sun Rabu (25/11/2020), investigasi bakal digelar untuk menentukan penyebab bagaimana bisa sensor tak berbunyi saat dia melompat.

Baca juga: Bobol Fasilitas Latihan Militer Korsel, Pembelot Coba Kembali ke Korut

"Kami akan mencari tahu bagaimana bisa sensor itu tak berdering, dan memastikan benda itu berfungsi sepenuhnya," ujar Seoul dikutip Yonhap.

Sejak 1953, sudah ada sekitar 32.000 orang yang membelot dari Korea Utara, dengan jumlah terbanyak tercatat pada 2009, yakni 2.900 orang.

Pada akhir 2017, dunia dikejutkan dengan sebuah upaya dramatis yang dilakukan tentara Utara bernama Oh Chong Song untuk kabur ke Selatan.

Saat itu, dia berhasil melewati desingan peluru yang dilepaskan pasukan penjaga perbatasan Utara, di mana dia menderita beberapa luka tembak.

Dalam tayangan video yang viral, nampak Oh mengemudikan jip ke perbatasan, di mana usaha selanjutnya adalah berlari menghindari tembakan mantan rekan-rekannya.

Baca juga: Pembelot Korea Utara Sebut Kim Jong Un Dewa yang Bisa Baca Pikiran

Oh selaamt setelah militer Korea Selatan yang berjaga di Zona Demiliterisasi menyelamatkannya, seraya membalas tembakan Korea Utara.

Si pembelot segera dilarikan ke rumah sakit, di mana dokter tak hanya mengeluarkan peluru namun juga cacing pita sepanjang 25 sentimeter.

Ahli bedah Lee Cook-jong yang memimpin operasi kepada CNN mengungkapkan, kondisi yang dialami oleh si prajurit bagaikan "guci pecah".

Pasalnya, dia mengeluarkan lusinan cacing pita dari pencernaannya, bukti bagaimana buruknya penanganan makanan di Korea Utara.

Baca juga: Kabur dari Korut, Pembelot Ini Susah Payah Sampai Inggris, Ini Kisah Perjuangannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com