Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2020, 22:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

PYONGYANG, KOMPAS.com - Puluhan tentara Korea Utara (Korut) terluka, setelah ranjau yang mereka pasang di perbatasan China guna mencegah pembelot meledak.

Warga setempat kepada Radio Free Asia mengungkapkan, militer ternyata tidak mendapatkan cukup latihan untuk menangani peledak itu.

Kebanyakan orang memilih untuk kabur dari Korea Utara melalui China, daripada melewati Zona Demiliterisasi (DMZ) yang mengarah ke Korea Selatan.

Baca juga: Kim Jong Un Puji Tentara Korut sebagai Pembangun Negeri Dongeng

Meski begitu seperti dilaporkan Daily Mail Rabu (28/10/2020), dalam beberapa tahun terakhir Korut dan Beijing sudah memperketat perbatasan.

Warga setempat itu mengungkapkan, keputusan tentara untuk menanam ranjau, yang kemudian meledak dan melukai puluhan personal, adalah pertama kalinya.

"Ini bisa diinterpretasikan bahwa mereka berusaha untuk benar-benar menyegel perbatasan. Sehingga mencegah orang untuk membelot," kata dia.

Jika ini baru pertama kalinya ada ranjau di perbatasan China, tidak demikian halnya dengan Zona Demiliterisasi yang berbatasan dengan Korea Selatan.

Diyakini terdapat jutaan ranjau di sana, yang ditinggalkan setelah Perang Korea yang berlangsung 1950 sampai 1953 silam.

Baca juga: Tentara Korut yang Membelot Seberangi Sungai Lewati Zona Demiliterisasi

Sumber dari warga sekitar itu menuturkan, meski terjadi insiden, pengejaan penanaman peledak tetap dilanjutkan dengan bala bantuan didatangkan.

Meski begitu, kecelakaan terbaru itu jelas membuat mereka gugup dan gelisah. Karena para komandan mereka juga tak memberikan cukup latihan.

Insiden itu dilaporkan terjadi di Provinsi Hamgyong Utara, yang terletak di ujung utara Korut, dengan peledak lain juga dipasang di dekat Ryanggang.

Perbatasan sepanjang 1.416 kilometer itu biasanya keropos di musim dingin, di mana para pembelot bisa menyeberangi sungai yang membeku.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Pejabat Korsel Coba Diselamatkan oleh Tentara Korut

Tetapi pada awal tahun ini, Pyongyang langsung menerapkan penutupan ketat guna mencegah Covid-19, dengan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un mengeklaim tak ada kasus di negaranya.

Pakar menyatakan, lockdown yang diberlakukan Korea Utara makin menghancurkan ekonomi negara itu, yang sudah kolaps terkena sanksi internasional.

Beijing sudah menegaskan kepada warganya untuk tidak terlalu dekat dengan perbatasan Korut, karena ada risiko mereka bakal ditembak mati.

Adapun bagi pembelot yang tertangkap mencoba menyeberang, risikonya adalah mereka dimasukkan ke kamp sebagai pekerja paksa.

Baca juga: Tentara Korut yang Membelot Tahun Lalu Mengaku Anak Seorang Jenderal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com