Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikepung Pasukan Etiopia, Pemimpin Tigray: Kami Siap Mati

Kompas.com - 23/11/2020, 22:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Pemimpin regional Tigray menegaskan, mereka siap mati setelah dikepung oleh pasukan Etiopia, di mana mereka diminta menyerah dalam 72 jam.

Perdana Menteri Abiy Ahmed melancarkan kampanye militer menggempur Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) pada 4 November.

Serangan itu dilakuakan setelah TPLF dituding menggempur dua kamp militer di sebelah utara, dan berusaha mengganggu stabilitas pemerintahan Ahmed.

Baca juga: Konflik Etiopia: PM Abiy Ultimatum Pasukan Tigray Menyerah dalam 72 Jam

Pasukan pemerintah kini menerangkan bahwa mereka mengepung ibu kota region itu, Mekele, dan mengambil posisi dalam radius 60 kilometer.

Pengepungan itu dilanjutkan dengan ancaman bahwa militer bakal menggelar bombardir terhadap kota yang mempunyai populasi setengah juta jiwa itu.

PM Abiy Ahmed, penerima Nobel Perdamaian tahun lalu, meminta pimpinan Tigray untuk menyerah tiga hari ke depan, mengancam tak ada jalan bagi mereka untuk kabur.

Namun Pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael, menyindir bahwa justru yang menderita kekalahan adalah Ahmed, di mana ancaman itu muncul untuk mengulur waktu.

"Dia tidak mengerti siapa kami. Kami adalah orang dengan prinsip teguh dan siap mati membela hak kami di sini," tegas Gebremichael.

Dilansir AFP Senin (23/11/2020), pemutusan internet di kawasan itu membuat klaim dari pihak pemerintah maupun TPLF tak bisa diverifikasi.

Baca juga: Konflik Etiopia-Tigray: Apa Pemicunya dan Apa yang Sedang Terjadi?

Ancaman "tanpa ampun"

Brigadir Jenderal Tesfaye Ayalew dikutip Fana menyatakan, mereka siap bergerak menuju Mekele setelah merebut kota di utara dan selatan.

Militer mengancam bakal "tanpa ampun" membombardi kota itu, dan mengimbau warga sipil untuk mengungsi secepat mungkin. Memunculkan kekhawatiran dari aktivis HAM.

"Mengancam keseluruhan kota menjadi target tak hanya salah. Namun juga dianggap bentuk hukuman kolektif," kata peneliti Human Rights Watch Laetitita Bader.

Ahmed sendiri sudah menyerukan kepada rakyat Mekele untuk bergabung dengan pemerintah, agar mereka menyerahkan TPLF dan dihadapkan pada sidang.

Ratusan orang dilaporkan tewas dalam perang tiga pekan terakhir, di mana Addis Ababa mengerahkan tank dan pesawat pembom ke kawasan yang dikuasai TPLF.

Baca juga: Konflik Etiopia, Sebuah Ringkasan untuk Anda

Amnesty International bahkan mendokumentasikan pembantaian di Mai-Kadra, di mana ratusan orang ditikam maupun dimutilasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Global
Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Global
Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com