ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed memberi waktu 72 jam bagi pasukan regional Tigray untuk menyerah. Jika tidak, dia akan melancarkan serangan militer ke ibu kota regional Mekelle.
"Kami mendesak kalian untuk menyerah dengan damai dalam waktu 72 jam, mengingat bahwa kalian berada di titik tidak bisa kembali," tulis Abiy di Twitter pada Minggu malam (22/11/2020).
Pasukan Tigray belum mengomentari ultimatum itu, sementara seorang juru bicara militer Etiopia berkata bahwa pasukan mereka berencana mengepung Mekelle dengan tank dan mungkin akan menembaki kota itu untuk memaksanya menyerah.
Baca juga: Konflik Etiopia-Tigray: Apa Pemicunya dan Apa yang Sedang Terjadi?
Partai Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang menolak menyerahkan kekuasaannya di wilayah utara, mengatakan pasukannya sedang menggali parit.
Akan tetapi sebagaimana diwartakan Reuters, klaim-klaim tentang konflik Etiopia sulit diverifikasi lantararan jaringan komunikasi telepon dan internet yang diputus.
Pasukan federal Etiopia telah merebut serangkaian kota dengan pengeboman udara dan pertempuran darat, lalu sekarang membidik Mekelle, kota dataran tinggi berpenduduk sekitar 500.000 orang tempat pemberontak bermarkas.
Baca juga: Konflik Etiopia: 3 Roket Ditembakkan dari Tigray ke Ibu Kota Wilayah Amhara
Konflik Etiopia terbaru pecah sejak 4 November dan telah menewaskan ratusan, mungkin ribuan, juga membuat lebih dari 30.000 orang mengungsi ke negara tetangga, Sudan.