Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Whistleblower" Kejahatan Perang Militer Australia di Afghanistan Akan Terima jika Dihukum, Asal Kebenaran Ditegakkan

Kompas.com - 20/11/2020, 13:54 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Anggota militer Australia yang angkat suara (whistleblower) tentang kejahatan perang di Afghanistan mengatakan pada Jumat (20/11/2020), bahwa akan merasa lega dan menerima hukuman apa pun untuknya asal kebenaran ditegakkan.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh media ABC pada Kamis (19/11/2020), mengungkap kasus dari pasukan khusus Australia yang diduga telah membunuh 39 tahanan tak bersenjata dan warga sipil di Afghanistan.

Sementara, komando senior memaksa tentara junior untuk membunuh tawanan tak berdaya sebagai "darah" mereka untuk pertempuran.

Laporan itu merujuk 19 tentara yang saat ini yang masih bertugas dan mantan tentara untuk kemungkinan dituntut.

Baca juga: Terkuak Bukti-bukti Tentara Australia Bunuh 39 Warga Afghanistan secara Ilegal

Laporan yang tengah diselidiki itu memicu kesedihan di Australia yang biasanya menghormati sejarah militernya dengan antusias.

David McBride, mantan pengacara pihak militer, yang menghadapi tuduhan membocorkan informasi tentang tindakan pasukan khusus di Afghanistan, merasa "didukung" oleh laporan tersebut.

Pengacara McBride, Mark Davis mengatakan kepada Reuters bahwa kliennya telah bertahun-tahun diperlakukan seperti "pengkhianat tentara".

"Jika tuduhan yang dia buat sebelumnya terbukti benar, dia akan merasa dibenarkan apa pun hukumannya," kata Davis melalui telepon, seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (20/11/2020). 

Dengan begitu, ia merasa reputasi dan rasa kehormatannya akan tetap utuh.

Baca juga: Pasukan AS di Irak dan Afghanistan Bakal Dikurangi secara Drastis, Ini Rinciannya

McBride telah mengkonfirmasi memberikan dokumen rahasia kepada Australian Broadcasting Corp (ABC), memicu dakwaan terhadapnya dan penyelidikan terhadap penyiar publik yang secara sensasional menyebabkan penggerebekan di markas besarnya di Sydney sejak tahun lalu.

Polisi telah membatalkan penyelidikan terhadap ABC pada bulan lalu, dengan alasan kurangnya minat publik untuk melanjutkan kasus terhadap kantor media itu.

Namun, McBride masih menghadapi tuntutan hukuman penjara, jika terbukti bersalah setelah persidangan dimulai pada tahun depan.

Tuduhannya sekarang juga harus dibatalkan, kata pengacaranya, Davis.

Dusty Miller, petugas medis pasukan khusus yang bersaksi pada penyelidikan tersebut, mengatakan kepada ABC bahwa ia mendengar kepala pertahanan negara itu secara terbuka mengkonfirmasi klaimnya sebagai "pembenaran sepenuhnya".

Baca juga: Sekutu Trump di Senat AS Kecam Pengurangan Tentara di Afghanistan dan Irak

Catatan gelap

Laporan tersebut telah dijelaskan oleh para pemimpin Australia sebagai salah satu bagian militer paling gelap untuk Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com