WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump bakal mengurangi jumlah pasukan AS secara signifikan di Irak dan Afghanistan, demikian keterangan Pentagon.
Dalam pernyataan Penjabat Menteri Pertahanan Christopher Miller, serdadu yang bertugas di Afghanistan bakal turun dari 4.500 ke 2.500.
Kemudian jumlah tentara yang menjalani misi di Irak bakal dikurangi dari 3.000 personel ke 2.500, dengan penerapannya dilaksanakan tahun depan.
Baca juga: Suriah Minta Tukar Sandera dengan Keringanan Sanksi dan Penarikan Pasukan AS
Miller menerangkan, pemulangan jumlah yang signifikan ini akan terjadi lima hari sebelum Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS.
Pengumuman itu disampaikan meski sejumlah pejabat militer berusaha mengulur waktu pemulangan pasukan AS, terutama di Afghanistan.
Selain itu, keputusan ini berbeda dari janji Trump, di mana dia menekankan akan "menghentikan perang abadi" dan memulangkan semua prajurit.
Militer AS sudah berada di Afghanistan sejak Oktober 2001, di mana sekarang terdapat kekhawatiran Taliban masih menyerang pasukan pemerintah lokal.
Dilansir Sky News Selasa (17/11/2020), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memeringatkan penarikan prematur bisa berdampak buruk.
Salah satunya adalah ketakutan negara itu bisa kembali menjadi sarang teroris, dan bisa merencanakan serangan ke negara Barat.
Baca juga: Trump Bakal Segera Umumkan Penarikan Pasukan AS dari Irak dan Afghanistan
Stoltenberg juga yakin, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bisa bermarkas di Afghanistan setelah kehilangan kekuasaan di Irak dan Suriah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan