Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewalahan, Salah 1 Pusat Wabah Covid-19 di AS Ini Kerahkan Tahanan untuk Angkut Jenazah

Kompas.com - 19/11/2020, 13:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

10 truk penyimpan jenazah

Selain rumah sakit, kamar jenazah juga penuh. Para petugas menjadikan truk-truk berpendingin sebagai tempat penyimpanan jenazah.

Sejauh ini, petugas medis meminta setidaknya 10 truk penyimpan jenazah.

Fasilitas truk ini dalam satu minggu terakhir menyimpan lebih dari 150 jenazah.

Kementerian Pertahanan AS bulan ini mengerahkan tim medis untuk membantu petugas kesehatan di kawasan ini.

Perusahaan pemakaman juga kewalahan menghadapi situasi ini. Manajer salah satu perusahaan, Jorge Ortiz mengatakan kepada tKERA News ia menjadikan kapel di kantornya menjadi kamar pendingin.

Ortiz mengatakan puncak pandemi pada pertengahan tahun "tidak ada apa-apanya dibandingkan saat ini."

Baca juga: Butuh Lahan TPU Jenazah Covid-19, Pemprov Jakarta Anggarkan Rp 254 M dalam APBD-P 2020

Tahanan dikerahkan memindahkan jenazah

Kota di Texas itu juga mengalami kekurangan tenaga kerja dan para pejabat setempat menghadapi kritikan karena mengerahkan tahanan.

Para tahanan ikut membantu memindahkan jenazah ke truk pendingin.

Juru bicara kantor pejabat kota mengatakan para tahanan - yang dipenjara karena pelanggaran ringan - dibayar sekitar 2 dollar AS (Rp 28.000) per jam. Kerja itu disebutkan sukarela dan mereka dilengkapi dengan pakaian pelindung.

Hakim Samaniego menyebut pengerahan tahanan adalah pilihan terakhir.

"Bila tidak ada personel atau siapapun yang bisa membantu, kami mencari sukarelawan, termasuk tahanan, itulah pilihan terakhir," katanya seperti dikutip KFOX14 News.

Hakim menambahkan para pejabat menanti bantuan tentara namun militer belum memastikan apakah mereka dapat memenuhi permintaan itu.

Baca juga: Biaya Pemakaman Jenazah Covid-19 di Kota Padang Mencapai Rp 3 Juta

Enam bulan, enam anggota keluarga meninggal

Dalam enam bulan terakhir, seorang perempuan di El Paso mengatakan enam anggota keluarganya meninggal karena Covid-19.

Bonnie Soria Najera mengatakan kepada Good Morning America bahwa pamannya meninggal Minggu (15/11/2020) lalu dan virus corona juga merenggut nyawa orang tuanya, dua tante, dan sepupunya.

Ibu Najera pertama dites positif Mei lalu. Dalam waktu tiga hari, ibunya harus dibantu dengan ventilator. Ayahnya sakit tak lama kemudian dan harus dirawat di rumah sakit yang berbeda.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com