Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Semakin Meningkat, Di Irak Upacara Pemakaman Beralih ke Facebook

Kompas.com - 19/11/2020, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

TEHERAN, KOMPAS.com - Banyak upacara pemakaman secara Islam beradaptasi guna mematuhi pembatasan pandemi Covid-19. Di Irak, beberapa komunitas Muslim menjalani upacara belasungkawa lewat media sosial.

Ketika infeksi Covid-19 meningkat ke level yang mengkhawatirkan di Irak, komunitas-komunitas Muslim lokal memindahkan bagian penting dari upacara pemakaman Islam tradisional mereka, ke media online.

Kematian di Irak biasanya menarik ratusan pelayat selama 3 hari dalam upacara duka cita penguburan.

Pertemuan besar di acara-acara ini, pada masa pandemi virus corona, dianggap berisiko serius dalam hal kesehatan.

Sehingga, warga Irak terpaksa membuat perubahan pada tata cara mereka berduka atas orang yang mereka kasihi, seperti yang dilansir dari DW Indonesia pada Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Jerman Puji Kaum Rebahan sebagai Pahlawan Perangi Virus Corona

Berduka lewat online

Di Eropa, siaran langsung pemakaman melalui platform konferensi video Zoom atau situs media sosial Facebook sudah sejak awal pandemi menjadi pilihan bagi para pelayat.

Di Irak, kerabat dari mereka yang meninggal hanya memposting foto potret sederhana berbingkai hitam almarhum di Facebook, diiringi dengan doa.

Namun saat ini, di negara itu, terdaftar 3.000 infeksi baru setiap harinya dan virus corona telah merenggut lebih dari 11.000 nyawa hingga awal November.

Dengan kondisi tersebut, peningkatan penggunaan online di Irak menjadi semakin populer di kalangan pelayat Muslim.

Baca juga: Pasien Nol Virus Corona di China Diduga Sudah Ada sejak 17 November 2019

Upacara belasungkawa

Sekitar setengah dari populasi, hingga 24 juta warga Irak memiliki akun Facebook, yang menjadikannya platform media sosial paling populer di negara itu dan pilihan sederhana dalam hal berkomunikasi.

Dalam beberapa bulan terakhir, upacara belasungkawa lewat online, menjadi semakin populer, ujar Kholoud Al-Amiry, editor situs berita Irak, Al Menassa, yang bermarkas di ibu kota, Baghdad, dan Sulaymaniyah.

Salah satu yang pertama dilihatnya adalah posting berita kematian via online yang dipasang oleh sebuah keluarga dokter, di mana anggota keluarganya meninggal dunia karena kanker. Mereka bermukim di Babilonia, selatan ibu kota.

Mereka memposting pesan permohonan maaf karena mereka tidak bisa mengadakan upacara belasungkawa, demikian Al-Amiry menceritakan.

Mereka mengatakan, jika ada yang ingin mengirimkan ucapan belasungkawa, diminta mengirim pesan di Facebook.

"Ketika jam malam pertama kali dimulai di Irak pada Maret, banyak orang tidak menganggapnya serius," jelas Al-Amiry.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com