WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (6/11/2020) berkicau di Twitternya mengatakan pada penantangnya dari Demokrat, Joe Biden untuk tidak bergegas mengeklaim kemenangan.
Presiden Trump mengatakan dalam twitnya, "Joe Biden seharusnya tidak mengeklaim jabatan presiden secara salah. Saya juga bisa membuat klaim seperti itu. Proses hukum baru saja dimulai!"
Baca juga: Serukan Kekerasan, Halaman #StopTheSteal Dihapus Facebook
Joe Biden should not wrongfully claim the office of the President. I could make that claim also. Legal proceedings are just now beginning!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 6, 2020
Trump sendiri sebelumnya telah berulang kali mengeklaim kemenangan dirinya pada pemilu Selasa kemarin meskipun hasil penghitungan suara tidak mendukung klaimnya.
Joe Biden telah melampaui Donald Trump dengan margin tipis di 2 negara bagian medan pertempuran utama, Pennsylvania dan Georgia menandakan persaingan untuk Gedung Putih semakin berkurang.
Jika Biden tetap melangkah di depan, dia akan merebut kursi kepresidenan AS.
Baca juga: Pilpres AS dalam Sorotan Media Dunia: Kacau, Gila, Sekaligus Menghibur
Menurut penghitungan BBC, Biden berada di angka 253 dan membutuhkan 20 angka lagi untuk mencapai angka keramat 270 yang akan melenggangkannya ke Gedung Putih menggantikan presiden Trump.
Sementara menurut Decision Desk HQ, Joe Biden ditetapkan sebagai pemenang pemilu presiden AS pada Jumat (6/11/2020) pukul 9:30 waktu bagian timur AS.
Decision Desk HQ memproyeksikan kemenangan Biden di negara bagian Pennsylvania yang memberikannya 273 electoral votes atau suara elektoral, melebihi batas minimum 270 yang ditetapkan.
Baca juga: Pilpres AS 2020: Pennslyvania Pun Berganti Arah Angin dan Biden Ganti Memimpin
Biden diharapkan memberi pidato Jumat malam untuk menyampaikan seruan 'persatuan dan pemulihan' namun masih belum jelas apakah hal itu akan berlanjut mengingat belum ada lagi negara bagian yang diumumkan.
Sementara itu, melansir Sky News, menanggapi pemilu AS kali ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mencoba untuk tidak mempermasalahkan legitimasi pemilu.
Akan tetapi, dia mengatakan bahwa dirinya "sangat percaya" pada sistem check and balances AS dan berjanji untuk "bekerja sama" dengan siapa pun yang akan menang.
Baca juga: Welcome President Joe Biden
Dalam pemilihan umum presiden AS kali ini, banyak rekor telah dipecahkan. Biden yang unggul mendapat suara terbanyak dari suara yang pernah diraih oleh calon presiden mana pun dalam sejarah.
Dan presiden Trump yang perolehan suaranya melampaui jumlah total pendukung yang dia miliki pada tahun 2016 silam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.