Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serukan Kekerasan, Halaman #StopTheSteal Dihapus Facebook

Kompas.com - 07/11/2020, 06:30 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Halaman Facebook dengan tagar Stop the Steal yang diviralkan pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah dihapus pihak Facebook pada Kamis tengah hari (5/11/2020).

Pihak Facebook mengatakan kepada AFP, "Seiring dengan tindakan luar biasa yang kami ambil selama masa ketegangan yang meningkat ini, kami telah menghapus Grup 'Hentikan Pencurian' yang telah menciptakan 'peristiwa nyata' di dunia."

Menurut pihak media sosial itu juga, kelompok tersebut mengorganisir seputar delegitimasi proses pemilu dan Facebook melihat adanya ajakan berbuat onar yang mengkhawatirkan dari beberapa anggota kelompok itu.

Baca juga: Pemilu AS Diwarnai Laporan Palsu, Twitter dan Facebook Turun Tangan

Sayangnya, 'benih-benih' itu telah tertanam dan pengikut kelompok itu dengan cepat mulai mengecam sensor terhadap halaman kelompok pro-Trump lainnya, 'Women for America First".

Mereka juga mengumumkan bahwa sejak halaman 'Hentikan Pencurian' dihapus Facebook, mereka akan beralih ke situs stolenelection.us dan stopthesteal.us.

URGENT - SHARE EVERYWHERE YOU CAN!!!

Dikirim oleh Women for America First pada Kamis, 05 November 2020

Menurut Emily Dreyfuss dari Pusat Riset Media Harvard, "Itu yang kami sebut kampanye manipulasi media."

"Frasa yang sangat berkesan ini yang menyederhanakan masalah yang begitu kompleks," ujar Dreyfuss. "Itu [frasa] menempel di otak."

Baca juga: Cek Fakta Pilpres Amerika: 8 Kebohongan Trump dalam Pidato Tuduhan Penipuan

Seruan 'Hentikan Pencurian' yang dilancarkan pendukung Trump telah mendiskreditkan pemilu Amerika.

Mereka mengeklaim tanpa dasar bukti yang jelas bahwa penantang Trump, Joe Biden dari Partai Demokrat telah 'mencuri' pemilu.

Halaman itu hanya bertahan 48 jam namun dengan cepat mengumpulkan 350.000 anggota, mereka yang 'berlangganan' teori konspirasi presiden AS dari Republik, yang juga telah menggembar-gemborkan 88 juta pengikutnya di Twitter.

Seruan-seruan yang meresahkan dari kelompok yang mendirikan halaman itu kadang disertai kiasan yang bertujuan menyebar kekerasan seperti slogan civil war atau perang sipil, mendorong para pendukung Biden menuntut Facebook menutup halaman tersebut.

Baca juga: Pilpres AS 2020: Pennslyvania Pun Berganti Arah Angin dan Biden Ganti Memimpin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com