Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] 17 Tahun Silam Mahathir Mohamad Pertama Kali Mundur dari Panggung Politik Malaysia

Kompas.com - 30/10/2020, 13:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Mahathir Mohamad, politisi kelahiran 20 Desember 1925, pada 17 tahun yang lalu mengundurkan diri untuk pertama kalinya setelah 22 tahun menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Mahathir atau yang dikenal dengan sebutan "Dr M", sambil menitikan air mata memberikan pidato luar biasa. Ia mengumumkan secara terbuka bahwa setelah lebih dari 2 dekade menjabat, dia mundur baik sebagai pemimpin partai Melayu Bersatu Organisasi Nasional (UMNO) dan sebagai perdana menteri.

Keputusannya saat itu mengejutkan hampir seluruh penduduk negeri jiran, termasuk para pengkritiknya yang paling vokal, sebagaimana yang dilansir dari CNN pada Jumat (31/10/2003).

Faktanya, kata Mahathir, langkah itu dapat ia lakukan 4 tahun lebih lambat dari yang diinginkannya. Meski begitu, tetap saja semua orang, termasuk keluarganya sendiri terkejut.

Pada Oktober 2003, laki-laki yang saat itu berusia 77 tahun mengatakan kepada CNN bahwa dia memiliki rencana turun jabatan sejak 1998. Namun, ia mendapati peristiwa politik dan ekonomi yang membuatnya mencegah untuk mewujudkan rencana itu.

Baca juga: Najib Razak Galang Dukungan agar Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia

Selain itu, bersamaan dengan krisis ekonomi Asia, Malaysia diguncang kasus yang menyeret nama Anwar Ibrahim yang saat itu adalah wakil perdana menteri dan digadang sebagai pengganti Mahathir.

"Saya bermaksud mundur pada 1998. Tetapi, karena krisis dan juga masalah dengan wakil saya, saya harus menunda pengunduran diri yang saya rencanakan setelah Commonwelth Games," kata Mahathir.

Meski demikian, ketika waktunya tiba untuk mengumumkan kemundurannya, ia sulit untuk mengendalikan emosinya sendiri hingga membuatnya menangis.

"Saya pikir saya bisa menghindari emosi. Tapi, dalam situasi seperti itu, saya merasa kehilangan kendali atas diri sendiri," ucapnya.

Tekanan untuk tetap bertahan saat itu, kenang Mahathir, sangat besar. Sehingga, tidak satu pun dari rekan partainya di podium bersamanya tahu apa yang akan dia umumkan.

"Saya tidak memberitahu siapa pun sama sekali, karena beberapa kali sebelumnya saya telah membahas kemungkinan pengunduran diri saya dengan beberapa kolega dan mereka semua berkata, tidak, tidak, tidak, Anda tidak bisa'," terang pria yang bernama lengkap Datuk Seri Mahathir bin Mohamad.

"Jadi saya memutuskan, satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan membuat pengumuman publik tanpa memberi tahu siapa pun, termasuk istri saya," tandasnya.

Baca juga: UMNO Tegaskan Dukungannya kepada PM Malaysia Muhyiddin Yassin

Ledakan 

Pengumuman pengunduran diri Mahathir seperti sebuah ledakan bagi rekan partainya, yang sebagian besa tidak mengenal sosok pemimpin lain selama karir politik mereka.

"Beberapa orang mengatakan mereka akan merindukan saya, tapi saya pikir mereka bisa hidup tanpa saya," ucap Mahathir.

"Keluarga saya menerimanya," kata Mahathir.

"Tapi, partai merasa itu terlalu mendadak dan mereka butuh waktu untuk menyesuaikan diri, mereka menarik saya dan saya harus menyerah," ujarnya.

Setelah berjam-jam pertemuan yang melelahkan, Mahathir akhirnya dibujuk untuk tetap tinggal dan mengawasi peralihan kekuasaan secara bertahap kepada wakilnya, Abdullah Badawi.

Melansir BBC, penyerahan kekuasaan dilakukan pada sebuah upacara di Istana Nasional, disiarkan langsung di televisi.

Raja Malaysia, Syed Sirajuddin Putra Jamalullail, melantik Abdullah Badawi sebagai perdana menteri negara menggantikan Mahathir.

Badawi mengenakan tunik hitam dan pakaian tradisional etnis Melayu, berjanji untuk "memenuhi kewajiban posisi itu dengan jujur dan dengan segenap tenaga".

Baca juga: Rakyat dan Politisi Malaysia Ramai-ramai Puji Raja Al-Sultan Abdullah

Jejak pemerintahan dan reputasi

Mahathir menjabat sebagai PM Malaysia sejak usianya 56 tahun pada 16 Juli 1981 hingga saat usianya 78 tahun pada 31 Oktober 2003.

Dia mendapatkan hati warga Malaysia hingga selama 5 tahun berturut-turut memenangkan suara dan dicatat sebagai PM terlama menjabat dalam sejarah

Selama pemerintahannya, Malaysia mengalami perkembangan yang signifikan dalam bidang ekonomi hingga budaya.

Melansir Biography pada 5 Juni 2020, Mahathir mulai memprivatisasi perusahaan pemerintah, termasuk maskapai penerbangan, utilitas, dan telekomunikasi, yang mengumpulkan uang untuk pemerintah dan memperbaiki kondisi kerja bagi banyak karyawan, meskipun banyak penerima manfaat adalah pendukung UMNO.

Salah satu proyek infrastruktur terpentingnya adalah North-South Expressway, jalan raya yang membentang dari perbatasan Thailand ke Singapura.

Sejak 1988 hingga 1996, Malaysia mengalami ekspansi ekonomi 8 persen, dan Mahathir merilis sebuah rencana ekonomi, The Way Forward, atau Vision 2020, yang menyatakan bahwa negara itu akan menjadi negara yang sepenuhnya berkembang pada 2020.

Perdana menteri keempat Malaysia ini membantu mengalihkan basis ekonomi negara dari pertanian dan sumber daya alam menuju manufaktur dan ekspor, serta pendapatan per kapita negara itu meningkat 2 kali lipat dari 1990 hingga 1996.

Meskipun pertumbuhan Malaysia telah melambat, tapi ekonominya tetap stabil.

Ia memulai masa jabatan pertamanya secara konservatif, tapi selama 1980-an Mahathir menjadi lebih otoriter.

Baca juga: Usul Terapkan Keadaan Darurat Ditolak Raja, PM Malaysia Hadapi Hal Ini

Pada 1987 ia memberlakukan UU Keamanan Dalam Negeri, yang membuatnya dapat menutup 4 kantor surat kabar dan memerintahkan penangkapan 106 aktivis, pemimpin agama dan lawan politik, termasuk Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menterinya.

Mahathir memecat Anwar yang dinilai mendadak, setelah ada tuduhan korupsi pada 1999 dan kasus sodomi pada 2000.

Kasus itu membuat Anwar dipenjara 6 tahun dan 9 tahun untuk masing hukuman korupsi dan sodomi, yang menurutnya tuduhan itu bermotif politik.

Kemudian dalam kekuasaannya, Mahathir juga mengubah konstitusi untuk membatasi kekuasaan penafsiran Mahkamah Agung, dan dia memaksa sejumlah petinggi untuk mengundurkan diri.

Selain itu, dia juga melarang The New York Times dan The Wall Street Journal beredar karena mencetak editorial negatif tentang dirinya, dan mendukung UU nasional yang mengutuk kematian penyelundup narkoba, yang mengakibatkan eksekusi beberapa warga negara Barat.

Catatan Mahathir tentang kebebasan sipil, serta kritiknya terhadap kebijakan ekonomi Barat dan kebijakan negara industri terhadap negara berkembang, membuat hubungan Malaysia dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia menjadi sulit.

Pria yang lahir di Alor Setar, negara bagian Kedah di Malaysia Utara, dikenal blak-blakan.

Melansir BBC, beberapa hari sebelum pengumuman pengunduran dirinya, dia sempat membuat marah pemerintah asing dan kelompok Yahudi dengan mengklaim komplotan rahasia Yahudi "menguasai dunia".

Baca juga: Darurat Nasional Ditolak Raja, PM Malaysia Sempat Putus Asa Ingin Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com