KOMPAS.com - Para pemimpin dari seluruh dunia mengutuk keras serangan penikaman mematikan pada Kamis (29/10/2020) yang menewaskan tiga orang di Nice, Perancis. Para penyidik Perancis menyebut serangan itu sebagai aksi terorisme.
Serangan penikaman itu terjadi pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Ini merupakan serangan teror ketiga yang terjadi dalam dua bulan di Perancis menyusul kritik keras umat Muslim atas karikatur Nabi Muhammad yang dicetak ulang oleh majalah satire Perancis Charlie Hebdo pada September lalu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron selama ini menegaskan akan tetap berpegang teguh pada tradisi dan hukum sekuler Perancis, yang menjamin kebebasan berbicara yang memungkinkan publikasi seperti Charlie Hebdo dapat dilakukan.
Macron juga mengatakan agama Islam tengah mengalami krisis di seluruh dunia dan meminta warga muslim Perancis agar bersikap loyal kepada konstitusi republik.
Baca juga: Detik-detik Teror Brutal di Gereja Notre-Dame Perancis
Di bawah prinsip-prinsip sekularisme Prancis atau laïcité, institusi keagamaan tidak memiliki pengaruh atas kebijakan publik yang diemban pemerintah. Idenya adalah untuk menjamin kesetaraan semua kelompok agama dan keyakinan di mata hukum.
Macron menuduh minoritas muslim Perancis sedang mengalami “separatisme Islam,” di mana warga lebih menaati hukum syariat ketimbang konstitusi negara.
Namun, para pemimpin negara mayoritas Muslim, seperti Turki dan Pakistan, menuduh Macron “Islamophobia”.
Baca juga: Muslim Perancis Prihatin dan Bersimpati atas Pembunuhan di Gereja Kota Nice
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia “sangat terguncang” oleh “pembunuhan mengerikan” di gereja di Nice, dan menyatakan rasa berdukanya bagi kerabat korban yang terbunuh.
“Bangsa Perancis memiliki solidaritas Jerman di saat-saat sulit ini,” kata Merkel melalui juru bicaranya Steffan Seibart di Twitter.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menulis di Twitter bahwa hati rakyat AS bersama Perancis.
“ASberdiri bersama sekutu tertua kami dalam perang ini. Serangan teroris Islam radikal ini harus segera dihentikan,” tulis Trump.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan “seluruh Eropa” berada dalam solidaritas dengan Perancis menyusul “serangan keji dan brutal” yang terjadi.
Baca juga: Emmanuel Macron: Perancis Sedang Diserang
“Pikiran saya bersama para korban tindakan kebencian ini. Kami akan tetap bersatu dan bertekad dalam menghadapi kebiadaban dan fanatisme,” tulisnya di Twitter.
Uni Eropa kemudian mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebut pembunuhan itu sebagai serangan terhadap “nilai-nilai bersama” blok itu.
“Kami meminta para pemimpin di seluruh dunia untuk bekerja mengutamakan dialog dan pemahaman di antara komunitas dan agama dibanding perpecahan,” bunyi pernyataan itu.