Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2020, 16:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menghadapi tuntutan mundur, setelah usulannya menerapkan keadaan darurat ditolak oleh raja.

Sebelumnya, Muhyiddin meminta Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah agar meloloskan permintannya, karena kasus virus corona yang makin meningkat.

Namun, kritik yang berembus menuding Muhyiddin Yassin menggunakan kondisi itu untuk membekukan parlemen, demi mengamankan pemerintahannya.

Baca juga: Darurat Nasional Ditolak Raja, PM Malaysia Sempat Putus Asa Ingin Mundur

Pukulan telak pun dialami ketika Raja Malaysia Sultan Abdullah memutuskan untuk menolak usulan penerapan keadaan darurat pada Minggu (25/10/2020).

Tak hanya itu. Sang raja juga meminta para politisi berhenti melakukan trik politik yang bisa membuat negara berada dalam keadaan tak stabil.

Penguasa monarki asal Pahang itu juga menasihati parlemen untuk menyelesaikan penyusunan anggaran pada 2021 sebelum sidang 6 November nanti.

Setelah manuvernya gagal, oposisi dan bahkan pemimpin politik di koalisi Muhyiddin mendesaknya untuk segera mengundurkan diri.

Salah satunya dari Ahmad Puad Zarkashi, pemimpin senior Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai terbesar di aliansi Perikatan Nasional milik Muhyiddin.

"Syukurlah, Yang Mulia Raja tak terpengaruh oleh permainan politik yang bisa menjerumuskan negara ke momen lebih sulit," ujar Ahmad Puad di Facebook.

Baca juga: Raja: Malaysia Tidak Perlu Berlakukan Keadaan Darurat di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

"Kesejahteraan masyarakat jelas yang utama. Karena itu, sudah seharusnya Muhyiddin mundur," lanjutnya dikutip Reuters Senin (26/10/2020).

Sementara politisi oposisi seperti Wong Chen menyebut usulan yang diberikan PM Malaysia berusia 73 tahun tersebut "sangat jahat".

Karena itu, Wong berujar sudah benar Sultan Abdullah menolaknya, dan menyerukan agar Muhyiddin meletakkan jabatan atau memecat menteri yang mengusulkannya.

"Negeri Jiran" sudah berada dalam krisis politik ketika PM sebelumnya, Mahathir Mohamad, secara mengejutkan mengumumkan mundur di Februari.

Baca juga: Raja Malaysia Segera Adakan Konsultasi dengan Penguasa Kerajaan Lain Setelah Terima Proposal Keadaan Darurat

Keputusan Mahathir itu membuat koalisi Pakatan Harapan yang juga dipimpin Anwar Ibrahim mengalami perpecahan dan kolaps.

Kondisi itu dimanfaatkan Muhyiddin Yassin untuk menggalang dukungan. Menggandeng UMNO sebagai motornya, dia berhasil naik sebagai PM pada Maret.

Pemerintahan Muhyiddin dilaporkan bakal menggelar pertemuan kabinet pada Senin siang waktu setempat, untuk mendiskusikan penolakan Raja Malaysia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com