Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes kepada PM Thailand, Politisi Ini Sayat Pergelangan Tangan Saat Sidang Parlemen

Kompas.com - 28/10/2020, 15:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang anggota parlemen Thailand menjadi sorotan karena menyayat pergelangan tangan saat sidang, sebagai bentuk protes kepada Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.

Wisarn Techatheerawat, politisi oposisi "Negeri Gajah Putih", memprotes PM Prayut karena mengabaikan protes yang tengah terjadi.

Dalam tayangan video, Wisarn awalnya memberikan pidato secara berapi-api dalam sidang parlemen yang memang digelar khusus atas permintaan Prayut.

Baca juga: Demonstran Thailand Minta Jerman Selidiki Raja Maha Vajiralongkorn

Saat itu, si politisi mengeluhkan bagaimana pemerintah yang tidak mendengarkan protes dari kaum muda, sebelum menggulung lengan bajunya.

Setelah itu, dia mengambil pisau dapur sepanjang 15 sentimeter, sebelum menyayat pergelangan tangan sendiri selama sidang berlangsung.

Begitu dia tersungkur di kursinya, sejumlah anggota parlemen di dekatnya yang syok bergegas untuk menghentikan pendarahan dan membalut lukanya.

"Saya tidak bisa memikirkan solusi yang tepat untuk masalah ini. Saya tidak ingin anak-anak ini berdarah," kata Wisarn dikutip Daily Mail Selasa (27/10/2020).

"(Saya ingin menunjukkan) saya bisa berdarah sebagai bentuk tekad saya kepada PM Prayut Chan-o-cha," lanjut Wisarn sambil menunjukkan tangannya.

Dia kemudian menanyakan kepada Prayut apakah "ingin menjadi tiran ataukah pahlawan", sebelum menyayat tangan sebagai bentuk protes.

Baca juga: Oposisi kepada PM Thailand: Tolong Mundurlah

Insiden itu terjadi setelah PM Thailand sejak 2014 itu diminta mundur oleh oposisi di tengah diskusi guna meredakan demonstrasi.

Pemimpin oposisi dari Partai Pheu Thai, Sompong Amornvivat menegaskan bahwa pemimpin kudeta militer tersebut adalah sandungan sekaligus beban bagi Thailand.

"Tolong mundurlah sehingga keadaan akan baik-baik saja," kata Sompong. Menyikapi berbagai manuver yang diterapkan PM Prayut.

Pada 15 Oktober, dia memberlakukan keadaan darurat dengan melarang pertemuan dalam jumlah besar serta menangkap aktivis anti-pemerintah.

Baca juga: Pengawalnya Positif Covid-19, Raja Thailand Dilarikan ke Rumah Sakit

Keputusannya itu malah menimbulkan kemarahan dari publik, di mana puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan ibu kota Bangkok.

Selain PM Prayut, massa yang didominasi oleh generasi muda itu juga menyuarakan reformasi terhadap Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Mereka bahkan meminta Jerman untuk menyelidiki sang raja, dengan dugaan dia menjalankan praktik politik selama tinggal di Bavaria.

Berlin sendiri melalui Menteri Luar Negeri Heiko Maas sudah menekankan mereka mengamati gerak-gerik sang raja sejak lama.

Baca juga: Viral Video Raja Thailand Vajiralongkorn Ucapkan Terima Kasih kepada Pendukungnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com