Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2020, 14:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

DHAKA, KOMPAS.com - Sekitar 10.000 orang berkumpul di Dhaka, Bangladesh pada Selasa (27/10/2020) melakukan protes terhadap Presiden Perancis Emmanuel Macron dan dukungannya terhadap hukum sekuler yang melindungi karikatur Nabi Muhammad di bawah naungan kebebasan berbicara.

Para demonstran berasal dari kelompok konservatif Islam, Andolon Bangladesh yang membawa banner juga plakat bertuliskan "Seluruh Muslim Sedunia Bersatu" dan "Boikot Perancis". 

Demonstrasi itu, menurut laporan Associated Press (AP) merupakan yang terbesar dalam kasus penerbitan kartun Nabi Muhammad beberapa waktu terakhir.

Beberapa demonstran membawa gambar guntingan Presiden Macron dengan tanda silang (X) di wajah. Salah satunya membawa poster besar presiden Perancis itu dengan kalung sepatu sebagai tanda penghinaan.

Baca juga: Guru Dipenggal karena Tunjukkan Karikatur Nabi Muhammad, Ini Kata Presiden Perancis

Isu itu merupakan buntut dari kasus pemenggalan seorang guru di Perancis yang dibunuh oleh seorang remaja berusia 18 tahun etnis Chechen, Abdoullakh Anzorov dari Rusia yang ditembak mati aparat.

Guru yang dipenggal, Samuel Paty sebelumnya mengajar kelas kebebasan berpendapat yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad.

Dia merupakan simbol cita-cita sekuler Perancis yang kokoh dan penolakan terhadap interupsi atas nama agama di ruang publik.

Macron dan anggota pemerintahannya telah berjanji untuk terus mendukung karikatur nabi besar umat Islam yang dilindungi oleh kebebasan berekspresi.

Politisi muslim, ulama dan mayoritas masyarakat muslim mengutuk penggambaran semacam itu dan menganggapnya sebagai ujaran kebencian serta penghinaan pada kesakralan simbol Islam.

Sebagai respons, muslim yang berdemo menyerukan boikot produk Perancis.

Baca juga: Pemimpin Muslim di Perancis Minta Umat Islam Abaikan Kartun Nabi Muhammad

Lima tahun yang lalu, ekstremis Al Qaeda kelahiran Perancis membunuh 12 karyawan majalah mingguan satir Perancis, Charlie Hebdo sebagai respons keras atas penerbitan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Kartun-kartun itu juga memicu protes massal di negara-negara mayoritas Muslim, dengan beberapa di antaranya menjadi kasus yang mematikan.

Para demonstran di Bangladesh berkumpul di depan Masjid Baitul Mokarram utama di pusat kota Dhaka Selasa pagi waktu setempat. 

Mereka berjalan menuju kedutaan besar Perancis, namun polisi menghalangi demonstran yang protes dan mengakhiri tanpa kekerasan.

Rezaul Karim, ketua kelompok Islami Andolon di Bangladesh, meminta Perancis menahan diri untuk tidak menampilkan karikatur nabi.

Baca juga: Sebut Islam dalam Krisis, Presiden Macron Tuai Kecaman Umat Muslim di Media Sosial

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com