Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Trump Terpilih Lagi, Taliban: Dia Konyol untuk Seluruh Dunia, tapi Waras dan Adil untuk Kami

Kompas.com - 11/10/2020, 18:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Newsweek

KABUL, KOMPAS.com - Taliban menawarkan dukungannya untuk kampanye pemilihan kembali Presiden Donald Trump pada Sabtu (10/10/2020), dengan kelompok fundamentalis Islam mengungkapkan harapannya untuk Trump akan menarik semua pasukan AS keluar dari Afghanistan.

Juru bicara Taliban Afghanistan garis keras, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada CBS News melalui telepon pada hari yang sama, bahwa para pemimpin senior kelompok itu senang mengetahui Trump telah pulih dari diagnosis Covid-19.

Melansir Newsweek pada Sabtu, pimpinan Taliban mengatakan, mereka "berharap" Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada 3 November mendatang, melawan mantan Wakil Presiden, Joe Biden.

Taliban mengungkapkan alasannya mendukung Trump adalah terkait dengan upaya pemerintahannya yang sedang berlangsung, untuk menarik 5.000 tentara militer yang tersisa dari Afghanistan, setelah 19 tahun pertempuran di Timur Tengah, yang merupakan perang terpanjang Amerika dalam sejarah.

"Kami berharap dia akan memenangkan pemilihan dan mengakhiri kehadiran militer AS di Afghanistan," kata Mujahid kepada CBS News dalam wawancara telepon.

Baca juga: Perjanjian Damai Taliban-Afghanistan, Ini Tuntutan Paling Pelik

Mujahid mengutip pernyataan pemerintah Gedung Putih pada Kamis yang mengumumkan bahwa, "pasukan kami di Afghanistan akan pulang pada akhir tahun ini."

"Trump mungkin (orang) konyol untuk seluruh dunia, tapi dia waras dan orang bijak untuk Taliban," tambah seorang pemimpin senior kedua Taliban.

Pada bulan lalu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, militer AS berada di jalur yang tepat untuk menarik semua pasukan dari Afghanistan pada musim semi 2021.

Namun, dalam pengumuman mengejutkan yang dibuat di Twitter pada Kamis, Trump mengubah jadwalnya lebih dekat, mengatakan pasukan harus keluar pada Natal tahun ini.

Beberapa pejabat militer meragukan tenggat waktu itu, menggambarkannya sebagai janji politik pra-pemilihan yang membahayakan negosiasi yang sudah sulit dengan Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Baca juga: Pasukan Taliban Kembali Perangi Pasukan Afghanistan Setelah Dibebaskan

"Saya telah membawa mereka pulang, kami mengurangi 4.000 perjalanan di Afghanistan dan saya akan membawa mereka pulang pada akhir tahun, mereka akan pulang saat kita berbicara," kata Trump kepada Fox Business Network pada Kamis.

Ia melanjutkan, "Sembilan belas tahun sudah cukup, mereka (pasukan AS) bertindak sebagai polisi, mereka tidak bertindak sebagai pasukan, kami memiliki pasukan terhebat di dunia."

Dia pun membanggakan dirinya, "Saya menyapu 100 persen kekhalifahan ISIS, saya membunuh (Komandan Pasukan Quds Qasem) Soleimani, Saya membunuh (pemimpin ISIS Abu Bakr) al-Baghdadi."

Trump memuji pembunuhan militan ISIS tahun lalu sebagai upaya yang lebih mengesankan daripada upaya mantan presiden Barack Obama, yang menyebabkan kematian pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden pada Mei 2011.

Laporan intelijen AS yang dirilis pada Juni mengungkapkan, Rusia menawarkan hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban, sebagai imbalan untuk membunuh pasukan koalisi di Afghanistan.

Baca juga: Perang Afghanistan-Taliban Masih Berlanjut, Seorang Istri Hamil Besar Berharap Suami Keempatnya Tidak Tewas Lagi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com