Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berang Dikritik AS, Vatikan Tegaskan Miliki Hak Takhta Suci untuk Bentuk Kesepakatan Keuskupan dengan China

Kompas.com - 02/10/2020, 09:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

VATIKAN, KOMPAS.com - Sekretaris Negara Takhta Suci menegaskan bahwa pihaknya memiliki hak Takhta Suci untuk mengejar kesepakatan dengan Beijing yang dikecam oleh Menteri Luar Negeri AS.

Orang nomor dua di Vatikan itu mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Kamis (1/10/2020) bahwa posisi AS dan Vatikan di China jauh berbeda.

Pompeo bertemu dengan Sekretaris Negara Takhta Suci Kardinal Pietro Parolin dan Menteri Luar Negeri Uskup Agung Paul Gallagher pada Kamis dalam kunjungan ke Roma, yang ditandai dengan kekesalan Vatikan atas kritik terbuka Pompeo terhadap kesepakatan Takhta Suci dengan Beijing tentang pengangkatan para uskup.

Para pejabat Vatikan mengatakan mereka "terkejut" dengan komentar Pompeo, yang dibuat bulan lalu.

Baca juga: Diduga Beli Bangunan Mewah Pakai Uang Gereja, Kardinal Vatikan Ini Mundur

Vatikan semakin berang karena komentar itu diterbitkan dalam publikasi konservatif Katolik AS yang menyebut kepausan Paus Fransiskus sebagai kegagalan.

Parolin, orang kedua setelah paus dalam hierarki Vatikan, berbicara kepada wartawan di sela-sela peluncuran buku pada Kamis malam. Dia ditanya apakah posisi kerja sama Vatikan dengan China masih jauh.

“Ya, padahal tujuan rapat itu bukan untuk mendekatkan posisi,” ujar Parolin seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (2/10/2020). 

Baca juga: Paus Benediktus XVI Dikabarkan Sakit Parah, Vatikan Bersuara

Dalam sebuah artikel dan serangkaian tweet pada September, Pompeo menuduh Vatikan membahayakan "otoritas moral"-nya jika memperbarui kesepakatan dengan China mengenai pengangkatan uskup. Ini memicu krisis diplomatik kecil.

Pejabat Vatikan menilai Pompeo mencoba menyeret Gereja Katolik ke dalam pemilihan presiden (Pilpres) AS dengan mengecam hubungannya dengan China. Pompeo membantahnya.

"Dia (Pompeo) menjelaskan alasannya membuat pernyataan itu dan kami menjelaskan alasan kami mengapa kami berniat untuk bergerak maju di jalur yang telah kami pilih," kata Parolin.

Baca juga: Vatikan Nol Kasus Virus Corona, Paus Fransiskus: Krisis Telah Berlalu

Parolin mengatakan bahwa Vatikan "menegaskan (hak untuk bergerak maju) dengan pilihan yang telah dipikirkan, direfleksikan, didoakan, pilihan yang telah dibuat paus, oleh karena itu kebebasan untuk bergerak maju."

Kesepakatan 2 tahun Vatikan dengan Beijing memberikan keputusan akhir kepada paus atas pengangkatan uskup China. Parolin mengatakan Vatikan akan memperbaruinya ketika berakhir pada bulan ini.

Pejabat Vatikan mengatakan perjanjian itu tidak sempurna, tetapi baik untuk menjalin dialog dengan Beijing setelah beberapa dekade, di mana umat Katolik China yang setia kepada paus ditekan ke bawah.

Baca juga: Hari Ini, Basilika Santo Petrus di Vatikan Kembali Dibuka

Parolin mengatakan Pompeo telah menyatakan "pemahaman tentang cara Takhta Suci mendekati masalah ini."

Presiden Donald Trump telah berkampanye secara keras soal China menjelang pemilihan 3 November. Dia juga terkait dengan gerakan Protestan dan Katolik konservatif, banyak di antaranya mengkritik Paus Francis.

Dalam pidatonya di simposium pada Rabu, Pompeo tidak secara langsung membahas perjanjian Vatikan dengan Beijing, tetapi menggambarkan China sebagai pelanggar hak agama terburuk di dunia.

Baca juga: Basilika Santo Petrus di Vatikan Mulai Dibuka untuk Wisatawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com