Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Raja Tersandung Skandal Pajak, Spanyol Diusulkan jadi Republik

Kompas.com - 21/09/2020, 09:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

MADRID, KOMPAS.com - Wakil perdana menteri sayap kiri Spanyol Pablo Iglesias pada Sabtu (19/9/2020) mengatakan, skandal keuangan yang mengguncang keluarga kerajaan mencuatkan "momen bersejarah" untuk mendorong terbentuknya republik.

Iglesias yang juga merupakan pemimpin partai Unidas Podemos serta mitra junior dalam pemerintahan koalisi Spanyol, mengatakan monarki tak lagi relevan dengan generasi muda.

"Semakin sedikit orang di Spanyol yang memahami, terutama kaum muda, bahwa di abad ke-21 warga negara tidak dapat memilih siapa kepala negara mereka dan dia tidak harus menjawab keadilan seperti warga negara mana pun dan tidak dapat dicabut dari dakwaan jika berbuat kejahatan," kata Iglesias dalam rapat partai yang dikutip Reuters.

Baca juga: Koran Spanyol Laporkan Hacker China Curi Data Vaksin Corona

Sebelumnya mantan Raja Spanyol Juan Carlos meninggalkan negara itu dalam skandal bulan lalu dan tinggal di Uni Emirat Arab (UEA).

Sempat menjadi raja yang populer, Juan Carlos turun takhta dan menyerahkannya ke putranya Felipe pada 2014, setelah terjerat kasus penggelapan pajak yang melibatkan anggota keluarganya.

Ia juga dikritik lantaran berburu gajah di saat rakyat Spanyol berkutat dengan resesi mendalam.

Baca juga: Teman Sekelasnya Positif Covid-19, Putri Mahkota Spanyol Dikarantina

Kemudian pada Juni Mahkamah Agung Spanyol membuka penyelidikan awal atas keterlibatan Juan Carlos, dalam keterlibatannya di proyek kereta api berkecepatan tinggi di Arab Saudi.

Koran Swiss La Tribune de Geneve melaporkan, raja yang bertakhta mulai November 1975 sampai Juni 2014 itu menerima 100 juta dollar AS (Rp 1,47 triliun) dari mendiang raja Saudi. Otoritas Swiss pun telah membuka penyelidikan.

Juan Carlos enggan mengomentari kasus itu, dan pengacaranya mengatakan dia tetap berada di pengasingan oleh jaksa Spanyol.

Baca juga: Ditemukan Puluhan Anjing Kurus Kering Terlantar di Peternakan Spanyol

Sebagai raja Juan Carlos mendapat kekebalan hukum penuh meski dia dapat dituntut atas kesalahan apa pun sejak turun takhta.

Sebuah jajak pendapat dari surat kabar pro-monarki ABC yang diterbitkan Agustus mengatakan, 56 persen responden mendukung monarki, 33,5 persen ingin jadi republik, sedangkan 6 persen tidak tahu dan 4,1 persen tak peduli.

Baca juga: Mantan Raja Spanyol Juan Carlos Diduga Berada di Abu Dhabi di Tengah Skandal Korupsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com