Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump: Amerika Kacau dan Rusuh jika Joe Biden Terpilih

Kompas.com - 28/08/2020, 13:11 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

WASHINGTON, DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan serangan pedas terhadap lawannya calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden.

Menyampaikan pidato menerima secara resmi nominasi Partai Republik di halaman selatan Gedung Putih, Kamis malam (27/08/2020), Trump memperingatkan Amerika bakal kacau dan rusuh jika dia dikalahkan oleh Biden.

“Pilpres ini menentukan apakah kita akan mempertahankan filosofi hidup Amerika atau membiarkan gerakan radikal menghapus dan menghancurkannya.”

Baca juga: Trump Minta Biden Tes Narkoba Sebelum Debat Capres Pertama

Gerakan radikal yang disebut Trump diarahkan kepada kelompok sayap kiri Demokrat dan demonstrator yang tanpa henti melakukan demo terhadap krisis rasial yang sedang melanda negeri “Paman Sam”.

Presiden berusia 74 tahun itu menuduh Biden adalah kuda pengintai bagi kaum kiri atau sosialis radikal yang akan mengendalikan dan memporak-porandakan Amerika jika Biden terpilih sebagai presiden.

Seperti diketahui belum berselang lama setelah tewasnya George Floyd di tangan Polisi Minneapolis di negara bagian Minnesota bulan May lalu, Amerika kembali diguncang beberapa hari silam oleh penembakan yang terekam kamera terhadap warga kulit hitam.

Baca juga: Minta Dukungan Pilpres, Melania Trump: Suka Tidak Suka, Itulah Gaya Trump

Korban terbaru adalah Jacob Blake di kota Kenosha, negara bagian Wisconsin. Kerusuhan terjadi selama tiga malam beruntun sejak Blake (29) ditembak tujuh kali di punggung oleh polisi, di depan ketiga anaknya.

Trump melanjutkan dengan mengecam kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di “Kota-Kota Demokrat” seperti Kenosha, Minneapolis, Portland, Chicago, dan New York.

Taipan real estate itu mencerca Demokrat yang diam seribu bahasa terhadap para perusuh dan pembakar kota-kota Amerika.

Membela polisi, Trump menegaskan mayoritas polisi di AS adalah pelayan rakyat yang berani, mulia, dan terhormat yang kinerjanya harus terus didukung.

Trump telah berkali-kali melayangkan tuduhan bahwa Biden berencana untuk menghentikan pendanaan terhadap Kepolisian AS yang akan mengakibatkan huru-hara di seluruh penjuru negara adidaya itu.

Mantan Wapres Barack Obama itu membantah keras tuduhan palsu tersebut serta mengkritik Trump yang mempolitisir kerusuhan dan kekacauan. 

Baca juga: Wakil Presiden AS: Joe Biden Adalah Kuda Pengintai bagi Kaum Kiri Radikal

Biden Bukan Penyelamat Amerika

Trump juga menanggapi keras pidato yang disampaikan Biden pekan lalu.

“Amerika bukan negeri yang diselubungi kegelapan seperti yang disebut Biden. Amerika adalah obor yang menerangi seluruh dunia.”

“Joe Biden bukan penyelamat jiwa Amerika,” lanjutnya.

Biden mengangkat tema kampanye berjanji memulihkan dan menyembuhkan kembali jiwa, tatanan sosial, dan tenun kebangsaan AS yang menurutnya telah dirobek dan diobrak-abrik oleh Trump selama 4 tahun terakhir.

Suami Melania Trump itu kemudian menghabiskan pidatonya mengejek Biden yang mengkhianati rakyat selama hampir lima dekade karir politiknya.

“Selama 47 tahun, Joe Biden menerima donasi dari pekerja kerah biru, memeluk bahkan mencium mereka, memberitahu bahwa dia memahami kesulitan mereka. Namun yang ada Joe terbang ke Washington dan menerbangkan pekerjaan-pekerjaan itu ke China dan negara-negara lainnya."

Baca juga: Pesan Hillary Clinton kepada Joe Biden: Jangan Pernah Menyerah

Trump mengarahkan kalimat ini untuk memperkuat kembali dukungan dari pekerja industrial yang menjadi tulang punggung kemenangannya mengalahkan Hillary Clinton pada pilpres 2016 lalu.

Blok pemilih pekerja pabrik-pabrik yang tersebar di swing state di daerah Rust Belt di negara bagian Wisconsin, Pennsylvania, dan Michigan ini sangat krusial jika Trump ingin kembali menghuni Gedung Putih untuk empat tahun ke depan.

Pemilih kelas pekerja ini terpikat oleh gaya retorik populis Trump yang mengecam globalisasi dan perdagangan bebas.

Faktor itu diyakini mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, terutama di sektor manufaktur yang dialihdayakan ke luar AS.

Demografi pemilih ini kebanyakan tinggal di kota kecil dan daerah pertanian.

Sejauh ini pekerja yang mayoritas tidak berpendidikan universitas ini masih loyal terhadap Trump.

Namun, ada tanda-tanda menurut hasil sejumlah survei, mereka mulai mempertimbangkan membelot ke Biden yang lahir dan besar dari keluarga pekerja kerah biru di kota Scranton, Pennsylvania.

Pilpres dilanjutkan dengan dimulainya kampanye resmi kedua capres di sejumlah swing state.

Debat pertama capres dijadwalkan digelar pada 29 September di Universitas Case Western Reserve di kota Cleveland, Ohio.

Pemungutan suara pilpres akan digelar pada 3 November mendatang. 

Baca juga: Bagaimana Biden Mengatasi Gagap Parah Masa Kecil hingga Jadi Capres AS 2020?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com