PORTLAND, KOMPAS.com - Sebuah kerusuhan pecah di kota Portland, Negara Bagian Oregon, Amerika Serikat (AS), pada Kamis pagi (23/7/2020) waktu setempat.
Saking parahnya kerusuhan ini, Wali Kota Ted Wheeler sampai kena tembak gas air mata.
Insiden itu disampaikan oleh seorang jurnalis New York Times yang mengunggah videonya di Twitter.
Baca juga: Dongkrak Dukungan Pemilih, Trump Kirim Agen Federal untuk Menindak Kerusuhan
Video tersebut menunjukkan Wheeler mengenakan kacamata dan masker di tengah kerumunan massa.
Pria 57 tahun itu memegangi hidung dan menutupi matanya. Terlihat ia merasa pedih akibat gas air mata yang diarahkan ke dirinya.
"Menyengat. Susah bernapas. Jujur saya beritahu Anda 100 persen, saya tidak tahu apa pun yang memicu tanggapan ini," ujar Wheeler kepada New York Times.
"Saya tidak takut tapi saya kesal."
After being tear gassed in a crowd, Portland’s mayor and police commissioner Ted Wheeler denounced federal officers for “urban warfare.”
Some protesters, recalling the city police’s past use of tear gas, mocked him: “You better be here every night, Ted!” https://t.co/Z4RYIL93D7 pic.twitter.com/i3B678CbQ1
— The New York Times (@nytimes) July 23, 2020
Dilansir dari CNN, belum diketahui siapa yang menembakkan gas air mata dan mengarahkannya ke wali kota.
Polisi Portland mengatakan, mereka tidak menembakkan gas air mata CS yang biasa digunakan.
Insiden Wali Kota Portland kena tembak gas air mata terjadi setelah dia bergabung dengan massa, untuk mendengarkan aspirasi demonstran dan menjawab pertanyaan mereka.
Baca juga: Cek Fakta, Pernyataan Trump Saat Demo Rusuh yang Tidak Sesuai Kenyataan
Massa mengeluhkan kerasnya penanganan demo dari para polisi federal, yang menyamar di tengah para demonstran.
"Ini adalah pekerjaan yang tidak konstitusional," kata Wheeler.
"Taktik yang digunakan oleh polisi federal kita sangat tidak pantas. Mereka tidak bertindak dengan kemungkinan penyebabnya, orang-orang tidak diberi tahu dengan siapa mereka ditangkap, dan Anda telah ditolak hak-hak konstitusionalnya."
Presiden AS Donald Trump menerangkan, polisi federal dikerahkan ke Oregon untuk melindungi properti federal.
Namun, pengunjuk rasa dan pemimpin setempat sangat menentang kehadiran para penegak hukum itu.
Baca juga: Demo Kematian George Floyd Ricuh, Media China Sindir AS
Demonstrasi ini telah berlangsung selama lebih dari 50 hari, dan banyak di antaranya berlangsung damai.
"Ini jelas merupakan pemborosan sumber daya federal dan semakin berbahaya," ucap Wheeler kepada CNN.
"Kami tidak meminta FBI ada di sini. Kami tidak ingin mereka ada di sini."
"Mereka tidak membantu situasi. Mereka tidak dilatih dengan tepat, dan kami menuntut mereka pergi," tegasnya.
Baca juga: Bubarkan Kerusuhan Pesta Corona di Jerman, Polisi Malah Dilempari Botol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.