Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Kematian George Floyd Ricuh, Media China Sindir AS

Kompas.com - 31/05/2020, 18:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Media China melayangkan sindiran kepada pemerintah AS, setelah demonstrasi merespons kematian George Floyd berakhir ricuh.

Beijing membandingkan aksi unjuk rasa yang berlangsung di puluhan kota seantero AS itu dengan pergerakan pro-demokrasi di Hong Kong.

Negeri "Panda" begitu gusar dengan kritik yang dilayangkan Barat, terutama AS, terkait cara mereka menangani unjuk rasa di Hong Kong tahun lalu.

Baca juga: Demo Kematian George Floyd Rusuh, 26 Kota di AS Terapkan Jam Malam

Namun pada pekan ini, aksi unjuk rasa pecah setelah George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, tewas ketika ditangkap polisi.

Dalam video yang kemudian viral di media sosial, leher Floyd diinjak menggunakan lutut oleh polisi bernama Derek Chauvin meski sudah berteriak tak bisa bernapas.

Insiden yang ditambah dengan laporan kebrutalan penegak hukum, dan isu rasial dijadikan bahan oleh media China untuk menyindir AS.

Salah satunya adalah Hu Xijin, pemimpin redaksi tabloid resmi pemerintah Negeri "Panda", Global Times, dalam opininya Sabtu (30/5/2020).

"Ketua DPR AS Nancy Pelosi pernah berkata protes kasar di Hong Kong 'pemandangan indah untuk dilihat'. Kini, mereka bisa mengalaminya sendiri," sindir Hu.

Dilansir AFP Minggu (31/5/2020), Hu menulis bagaimana "perusuh radikal" di Hong Kong menyusup ke AS dan membuat kekacauan seperti yang mereka lakukan tahun lalu.

Baca juga: Demo Rusuh atas Kematian George Floyd Terus Meluas, Kondisi WNI di AS Aman

Beijing selalu bersikukuh bahwa "kekuatan asing" adalah pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi di salah satu pusat finansial itu.

Adapun demonstrasi, diselingi bentrokan antara pendemo dengan polisi, terjadi setelah oposisi menentang adanya usul UU Esktradisi.

Pada awal Mei, Beijing memantik kecaman dunia setelah berniat memberlakukan undang-undang keamanan untuk "menangkal terorisme".

Namun bagi kalangan oposisi dan negara Barat, adanya UU tersebut dianggap merupakan upaya China untuk mereduksi kebebasan unik Hong Kong.

Menyusul pengumuman Presiden Donald Trump bahwa dia berencana mencabut hak istimewa kota itu, China Daily langsung berkomentar.

Baca juga: Demonstrasi Tewasnya George Floyd, Massa Terbagi ke Dua Kubu di Minneapolis

Seorang pria terluka setelah dipukul di kepala oleh sebuah benda dalam sebuah protes di dekat kantor polisi ketiga Minneapolis setelah seorang polisi kulit putih tertangkap kamera video seorang di pinggir jalan menekankan lututnya ke leher pria Afrika-Amerika George Floyd, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (27/5/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ERIC MILLER Seorang pria terluka setelah dipukul di kepala oleh sebuah benda dalam sebuah protes di dekat kantor polisi ketiga Minneapolis setelah seorang polisi kulit putih tertangkap kamera video seorang di pinggir jalan menekankan lututnya ke leher pria Afrika-Amerika George Floyd, yang kemudian meninggal dunia di rumah sakit, di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (27/5/2020).

Corong dari Partai Komunis itu menyebut para politisi AS bermimpi untuk "menyudutkan" mereka. "Sebaiknya berhenti bermimpi dan kembali ke realitas," sindir harian itu.

Halaman:

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com