Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Berbagai Negara atas Demo dan Kerusuhan yang Dipicu oleh Kematian George Floyd

Kompas.com - 04/06/2020, 14:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa dibubarkan oleh polisi dengan gas air mata, demonstrasi di seluruh negeri yang menentang jam malam, dan seorang presiden yang mengancam akan mengerahkan tentara di jalan-jalan.

Kekacauan sipil di Amerika Serikat yang dipicu oleh kematian warga Amerika keturunan Afrika, George Floyd, telah menggantikan virus corona sebagai tajuk utama di berbagai media di seluruh dunia.

Bagi negara-negara yang menjadi sasaran kritik AS karena dianggap melanggar hak-hak demokrasi, kematian George Floyd memberikan peluang untuk membalikkan keadaan di Washington. Berikut adalah bagaimana media di Cina, Iran, Rusia dan Turki meliput protes di AS.

Baca juga: Demonstrasi Tewasnya George Floyd, Massa Terbagi ke Dua Kubu di Minneapolis

CHINA

Surat kabar pemerintah China, Global Times, membandingkan respons AS terhadap protes atas kematian George Floyd dengan dukungan Washington sebelumnya kepada para pemrotes Hong Kong, mengingatkan para pembaca bahwa para politisi AS menggambarkan demo di Hong Kong sebagai "pemandangan indah" demokrasi.

Pemimpin redaksi harian tersebut, Hu Xijin menulis, "Kekacauan di Hong Kong yang berlangsung lebih dari setahun dan tidak ada tentara dikerahkan.

Tapi baru tiga hari terjadi kekacauan di Minnesota, Trump secara terbuka mengancam penggunaan senjata api dan menyiratkan akan mengerahkan pasukan militer."

Situs surat kabar itu telah mengunggah tangkapan layar dari pesan-pesan di Twitter, konon berasal dari "perusuh" anonim Hong Kong - menawarkan pengunjuk rasa AS "tutorial daring" tentang pengaturan penghalang jalan dan menghindari polisi. Twitter diblokir di daratan China.

"Tampaknya AS mendorong protes di Hong Kong dan bagian dunia lainnya," tulis surat kabar tersebut, "Ayam-ayam (pengunjuk rasa) itu telah pulang untuk bertengger di AS."

AS sebelumnya sangat kritis akan perlakuan China terhadap Hong Kong, setelah gelombang demonstrasi pro-demokrasi terjadi sejak 2014.

Baru-baru ini, terjadi demonstrasi di teritori oti setelah Beijing berencana untuk memberlakukan rancangan Undang-undang keamanan baru terhadap wilayah itu, memicu kekhawatiran bahwa penduduk Hong Kong akan kehilangan kebebasan mereka.

AS mendukung penuh para pengunjuk rasa ini, yang oleh pemerintah China disebut sebagai 'pengacau', dan mendesak pemerintah China menghormati hak mereka untuk didengar.

Demonstrasi atas kematian George Floyd menyebar luas di platform media sosial China, Weibo, yang sangat ketat dikontrol pemerintah.

Dalam salah satu utas, pengguna membuat lelucan tentang Presiden Trump yang berlindung di bungker Gedung Putih pada 29 Mei lalu di tengah demonstrasi yang memanas.

"Anda presiden yang dipilih oleh banyak orang, kenapa Anda khawatir akan rakyat Anda," ujar salah satu komentar di utas itu, yang disukai oleh hampir 85.000 pengguna.

"Adegan-adegan yang terjadi di Hong Kong, akhirnya muncul di negara Anda," ujar pengguna yang lain.

Baca juga: AS Disebut Pakai Standar Ganda di Demo George Floyd dan Demo Hong Kong

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com