Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Berbagai Negara atas Demo dan Kerusuhan yang Dipicu oleh Kematian George Floyd

Kompas.com - 04/06/2020, 14:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Media pro-pemerintah Sabah melaporkan "pemberontakan 'Aku tidak bisa bernapas' menyebar", mengacu pada kata-kata terakhir George Floyd.

Koran-koran Turki juga melaporkan cuitan Presiden Erdogan tentang George Floyd, mengatakan dia sangat sedih dengan kematiannya, yang dia klaim adalah hasil dari "pendekatan rasis dan fasis".

Di media sosial Turki, pengguna yang pro pemerintah membandingkan kritik atas intervensi polisi Turki dalam sebuah demonstrasi di negara itu, dengan apa yang sedang terjadi di Amerika, dengan salah satu di antara mereka mengatakan, "AS membayar harga dari dosa-dosa mereka."

Selama gerakan demonstrasi besar terakhir di Turki, yang dipicu oleh rencana pembangunan di Taman Gezi Istanbul pada 2013, para pejabat AS menyuarakan keprihatinan mereka atas laporan pengerahan pasukan polisi yang berlebihan, menyerukan pemerintah Presiden Erdogan untuk menghormati hak untuk berkumpul.

Akan tetapi kritik terhadp AS juga memicu respons dari pengguna media sosial di Turki yang lain, yang menuding Presiden Erdogan dan pendukungnya bermuka dua.

Dalam forum debat daring populer, Eksi Sozluk, seorang pengguna mengingatkan Erdogan bahwa dia adalah presiden dari sebuah negara di mana seorang anak tewas setelah kepalanya dipukul dengan tabung gas air mata, merujuk pada Berkin Elvan yang berusia 13 tahun, yang terbunuh dalam protes pada tahun 2013.

Pengguna lain menunjuk pada standar ganda Turki sendiri yang menjadi vokal tentang rasisme di AS, sementara "tetap diam" terhadap kekerasan di provinsi berpenduduk Kurdi di Turki.

"Para rasis bangsa saya yang menentang rasisme di AS, apa kabar Anda hari ini? Jika kecaman Anda terhadap AS telah berakhir, izinkan saya membawa Anda ke Mardin," kata wartawan Nurcan Baysal, seraya membagikan kuburan massal yang baru saja ditemukan di kota Mardin, di mana jenazah sekitar 40 orang ditemukan.

Baca juga: Perempuan Pendukung ISIS asal Jerman Dideportasi oleh Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com