Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Kena "Prank" Fans K-Pop, Manajer Kampanye Trump Didepak

Kompas.com - 16/07/2020, 11:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendepak manajer kampanyenya, buntut dari peristiwa memalukan di Tulsa.

Dalam lanjutan kampanye pemilu AS 2020 itu jumlah peserta awalnya diumumkan 1 juta orang, tapi ternyata ditipu fans K-Pop dan pengguna TikTok.

Banyak dari mereka yang mendaftar tapi tidak datang, sehingga jumlah peserta yang hadir jauh dari yang diumumkan.

Baca juga: Bangga Kampanyenya Dihadiri 1 Juta Orang, Ternyata Trump Kena Prank Penggemar K-Pop dan TikTok

Didepaknya Brad Parscale dari posisi manajer kampanye dilakukan pada Rabu (15/7/2020), dan digantikan wakilnya, Bill Stepien.

Namun Parscale tidak sepenuhnya keluar dari tim kampanye Trump. Dia dialihkan perannya ke strategi digital dan data.

Dilansir dari Reuters Rabu (15/7/2020), perombakan ini sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya usai kejadian di Tulsa.

Baca juga: Kampanye Trump Kena Prank Penggemar K-Pop, Apa Motifnya?

Lalu sebuah sumber dekat tim kampanye Trump mengatakan, ada kecemasan dari sang presiden saat melihat jajak pendapat yang lebih mengunggulkan Joe Biden.

Trump lalu dikabarkan gelisah, dan "sebisa mungkin langsung menyingkirkan siapa pun yang dianggapnya salah". Apesnya, Parscale menjadi salah satu korbannya.

Bill Stepian sang pengganti adalah ahli strategi yang sudah lama mengabdi untuk Partai Republik.

Ia sudah dikenal baik oleh Trump maupun menantunya, Jared Kushner, yang memainkan peran aktif dalam kampanye.

Baca juga: Jadi Dalang Prank Kampanye Trump, Nenek Ini Direkrut Tim Kampanye Biden

Stepien adalah direktur politik di Gedung Putih sebelum pindah ke tim kampanye Trump.

Trump dalam pernyataannya memberi penghargaan ke Parscale dan Stepien atas keterlibatan mereka dalam kemenangannya di pemilu 2016, dan meramalkan jabatan presiden akan diembannya lagi di periode kedua.

"Yang ini harusnya jauh lebih mudah karena jumlah jajak pendapat kami meningkat cepat, ekonomi semakin baik, vaksin dan pengobatan akan segera tersedia, dan orang Amerika ingin lingkungan serta masyarakat yang aman," tulisnya.

Baca juga: Trump Sebut Orang Kulit Putih Lebih Banyak Tewas di Tangan Polisi

Presiden ke-45 AS itu juga secara terbuka mencemooh banyak survei yang menunjukkan dia tertinggal di belakang Biden.

Trump berada 10 persen di belakang Biden dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos terbaru.

Pamor Trump sedang merosot karena pandemi virus corona menghantam AS, yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan puluhan ribu rakyatnya kehilangan nyawa.

Biden menyalahkan Trump karena tidak gerak cepat untuk menekan penyebaran Covid-19.

Baca juga: Trump Hajar Joe Biden Usai Tandatangani UU Otonomi Hong Kong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com