Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Ancam Murid Dihukum ala George Floyd, Kepala Sekolah Langsung Dipecat

Kompas.com - 10/07/2020, 17:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Newsweek

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Kepala sekolah di sebuah sekolah swasta Johannesburg, Afrika Selatan, dipecat akibat ada guru yang mengancam akan menghukum murid-muridnya dengan cara polisi membunuh George Floyd.

Dilansir dari iol.ca.za via Newsweek pada Rabu (8/7/2020), Kepala Operasional Pinnacle Collage Kyalami, Christo de Wit, mengirim surat kepada orang tua pada Senin (6/7/2020).

Di sirat itu tercantum bahwa kepala sekolah Angela Barnard tak lagi menjabat posisi itu.

Baca juga: Sebelum Tewas, George Floyd Sempat Diminta Berhenti Berteriak oleh Derek Chauvin

"Selama penyelidikan kami terhadap insiden ini, informasi lebih dalam terungkap yang mengharuskan tindakan disipliner terhadap Ibu Angela Barnard," tulis surat itu sebagaimana dikutip oleh iol.ca.za.

Tanggal pemutusan kontrak juga dicantumkan, yang efektif per 2 Juli 2020.

Kemudian dalam surel yang dikirim ke Newsweek, Christo de Wit menyatakan, "Tindakan untuk Ibu Barnard diambil melalui proses pendisplinan."

"Proses sepenuhnya yang mencakup hak untuk naik banding belum lengkap, tapi hubungan kerja Ibu Barnard saat ini dengan Pinnacle Kyalami College sudah berakhir," lanjut bunyi surat itu.

Baca juga: Bukti Baru Ungkap Kata Terakhir George Floyd Sebelum Tewas

Pemecatan Barnard dilakukan sebulan usai sekolah itu memecat guru bernama Sonya de Vynck, yang membuat perkataan kontroversial dalam kelas virtual pada 10 Juni.

Menurut iol.ca.za, di kelas itu de Vynck berkata ke murid-muridnya, "Kalau kamu tidak mengumpulkan latihan menggambar saat masuk lagi, aku akan memprotes, dan mungkin menindih lehermu."

Perkataan de Vynck itu menyinggung kematian George Floyd, pria Afro-Amerika yang tewas saat dibekuk polisi di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, pada 25 Mei.

Floyd dibekuk oleh 4 polisi akibat tuduhan pemakaian uang palsu saat dibeli rokok. Ia tewas usai lutut polisi Derek Chauvin menindih lehernya.

Dalam sebuah pernyataan sekolah, mereka menjelaskan bahwa "warga sekolah Pinnacle Colleges sangat terkejut dengan komentar yang dibuat oleh salah satu gurunya di Pinnacle College Kyalami dalam kelas online."

Baca juga: Salah Satu Pembunuh George Floyd Mengaku Tidak Bersalah

"Kami sangat meminta maaf atas ketersinggungan dan keresahan yang ditumbulkan," lanjut pernyataan itu.

"Kami akan memastikan bahwa masalah ini ditangani dengan urgensi dan perhatian yang layak. Pinnacle Colleges tidak memiliki toleransi terhadap rasisme."

iol.ca.za juga melaporkan, de Wit telah memberi tahu orang tua murid, bahwa pihak sekolah belum mencari kepala sekolah baru untuk menggantikan de Vynck.

Akan tetapi, pihak sekolah sedang "dalam proses menunjuk kepala eksekutif untuk Kyalami Campus secara kolektif."

Baca juga: Biar Tidak Jadi Mainan Pemilu, 4 Polisi Pembunuh George Floyd Diadili Tahun Depan

Akibat kejadian ini, de Vynck menyatakan permintaan maaf dan menyebut perkataannya hanya "hal konyol yang muncul di kepalanya".

"Saya tidak berniat sama sekali. Saya bukan orang rasis, saya tidak akan pernah melukai siapa pun."

"Saya sudah banyak mengucurkan air mata untuk Tuan Floyd, setiap orang yang terbunuh seperti itu disayangkan," tulisnya dalam surat permintaan maaf.

Baca juga: Teka-teki Kasus George Floyd India, Laporan Polisi Beda dengan Rekaman CCTV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com