TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani pada Selasa (23/6/2020) mengatakan bahwa permintaan Amerika Serikat untuk berunding dengan Iran adalah dusta.
Rouhani berbicara melalui saluran TV pemerintah sebagaimana dilansir Reuters.
"Mereka bilang 'kami siap bernegosiasi'. Mereka mengatakan sesuatu yang aneh. Apa maksudnya 'kami siap bernegosiasi? Siapa yang meninggalkan meja perundingan? Siapa yang menghancurkan meja perundingan? Siapa yang membakar ruang perundingan? Itu semua ulah mereka (AS). Jadi, itu hanyalah dusta," ungkap Rouhani.
Pada awal Juni, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui kicauannya di Twitter mendesak Iran untuk melangsungkan kesepakatan dengan AS.
Baca juga: Trump Tidak Dapat Dipercaya, Iran Tidak Mau Berdiskusi
Sejak 2018, ketika Trump keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada 2015 dengan 6 negara adidaya (AS, China, Rusia, Jerman, Perancis, Inggris), Washington menerapkan kembali sanksi untuk menekan ekspor minyak Iran sebagai bagian dari kebijakan 'tekanan maksimum'.
AS menyatakan tujuannya untuk memaksa Teheran agar menyetujui kesepakatan yang lebih luas dalam pembatasan kerja nuklirnya, membatasi program rudal balistik dan mengakhiri perang proksi-regionalnya.
Sementara dari pihak Iran, sudah lama mengatakan tidak akan bernegosiasi jika sanksi masih diterapkan AS. Sanksi AS terbukti telah melemahkan perekonomian Iran terlebih sejak wabah virus corona melanda.
Baca juga: Iran Akan Eksekusi Mata-mata yang Bantu AS Bunuh Jenderal Qasem Soleimani
Dilansir Kantor Berita IRNA, Republik Islam Iran memutuskan bahwa negosiasi dengan pemerintahan Trump dalam keadaan sekarang ini sangatlah tidak produktif.
AS yang telah menarik diri dari kesepakatan nuklir yang secara resmi bernama JCPOA telah mengacaukan kemungkinan negosiasi-negosiasi selanjutnya.
Namun, Iran telah mengatakan bahwa negosiasi akan mungkin terjadi jika Washington kembali masuk dalam kesepakatan nuklir dan menarik semua sanksi yang diberikan pada Teheran.
Baca juga: Senjata yang Menyasar Fasilitas MInyak Arab Saudi, Aramco, Berasal dari Iran
Negosiasi dengan AS saat ini menghilangkan kredibilitas. Ketua parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan bahwa sementara ini meski Teheran tidak menolak diplomasi, dia percaya negosiasi dengan AS adalah suatu hal yang berbahaya dan dilarang.
Pernyataan dari Iran ini mungkin telah menghancurkan harapan Trump karena dia ingin membawa Iran ke meja perundingan sebagai alat untuk memenangkan dirinya dari pesaingnya, Joe Biden di pemilu Presiden AS November mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.