Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Pulang Telat, Gadis di Iran Disiksa Sang Ayah hingga Tewas

Kompas.com - 20/06/2020, 17:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

TEHERAN, KOMPAS.com - Kasus "pembunuhan terhormat" kembali terjadi di Iran, di mana gadis berusia 22 tahun tewas disiksa oleh sang ayah.

Reyhaneh Ameri, yang tinggal di kawasan selatan-pusat, diduga dipukul menggunakan tongkat besi setelah dia terlambat pulang.

Media Iran memberitakan, gadis 22 tahun itu sempat berjuang hidup selama hampir 24 jam. Sayangnya, dia tewas karena luka-lukanya.

Baca juga: Remaja 19 Tahun Dipenggal Suami Setelah Selingkuh dan Kabur 1 Tahun

Insiden itu terjadi beberapa hari setelah Fatemeh Barihi, remaja 19 tahun diyakini dipenggal oleh ayahnya sendiri, diwartakan Daily Mail Kamis (18/6/2020).

Atau Romina Ashrafi, bocah berusia 13 tahun yang dibunuh secara brutal oleh ayahnya karena jatuh cinta dengan pria lebih tua pada Mei lalu.

Reyhaneh disebut pulang terlambat pada Minggu malam, tepatnya pukul 23.30 waktu setempat, dan membuat marah sang ayah yang langsung mengajarnya.

Wakil Kepala Polisi Kerman menerangkan, pukulan tongkat yang dilayangkan ayahnya menyebabkan luka parah di kepala Reyhaneh.

Saudara Reyhaneh mengungkapkan, awalnya dia mengunjungi rumah orangtuanya keesokan harinya pukul 08-30-09.00. Dia mengetuk, tapi tak ada jawaban.

Setelah dia memutuskan masuk, dia melihat rumah dalam keadaan kacau balau. Jadi, dia menunggu orangtuanya untuk meminta penjelasan.

Ayahnya dilaporkan sampai lebih dahulu. Ketika melihat kecurigaan di wajah putrinya, dia memutuskan untuk kabur dari rumah.

Tak lama kemudian, ibunya datang. Keduanya segera masuk ke dalam, dan menemukan pakaian Reyhaneh sudah bersimbah darah.

Baca juga: Remaja 13 Tahun di Iran Dibunuh Secara Brutal, Lambannya Pengesahan RUU Perlindungan Anak Jadi Sorotan

Polisi pun dipanggil, di mana setelah melacak ponselnya, mereka menemukan ayah Reyhaneh yang tidak disebutkan identitasnya tersebut.

Awalnya, pelaku mengaku tidak tahu di amna keberadaan anaknya itu, sehingga pihak berwenang menggelar pencarian hingga pukul 23.00.

Barulah, seperti diberitakan Radio Farda, ayahnya "dengan bangga" mengakui perbuatannya, dan membawa polisi ke tempat dia membuang Reyhaneh.

Kelompok HAM Iran menyatakan, dengan kejamnya penyiksaan yang dilakukan ayahnya, dia tewas dua jam sebelum penegak hukum menemukannya.

Mereka menerangkan, ayahnya sempat memberi tahu istrinya bahwa dia ingin membunuh Reyhaneh. Bahkan, dia hampir melakukannya pada 2017 lalu.

Mei lalu, Presiden Hassan Rouhani meminta pemerintahannya untuk meneluarkan hukum tegas terhadap para pelaku "pembunuhan terhormat" tersebut.

Meski kasus semacam itu tidak diungkapkan jumlahnya, kepolisian di Iran sempat menyebutkan angkanya 20 persen dari total pembunuhan.

Baca juga: Bapak Bunuh Anak Gadis 14 Tahun karena Hendak Menikah, Publik Iran Marah Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com