Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Jerman Desak India dan China Deeskalasi Militer di Perbatasan

Kompas.com - 21/06/2020, 14:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

"Jadi ya, di Eropa, Jerman bisa menjembatani antara timur dan barat," kata Maas untuk mendukung strategi guna menghilangkan "kesan bahwa negara-negara itu adalah anggota kelas dua."

Ada pun soal dua proses aturan hukum Uni Eropa yang bertentangan dengan Hongaria dan Polandia, Maas mengatakan ini akan menjadi agenda kepresidenan Jerman selama enam bulan.

"Negara hukum adalah salah satu nilai inti kami dan tidak boleh menjadi titik pertikaian di Uni Eropa," tegasnya.

Baca juga: Sisha Bar di Jerman Langgar Aturan, Klaster Infeksi Baru Covid-19 Muncul

Ikatan Trans-Atlantik yang 'rumit'

Maas juga menyinggung masalah NATO dan hubungan trans-Atlantik. Presiden AS Donald Trump pada Senin (15/62020) mengumumkan akan menarik pasukan AS di Jerman, dari sekitar 34.500 menjadi 25.000 personel.

Trump menyebutkan bahwa Jerman tidak memenuhi komitmennya untuk membelanjakan 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), untuk pertahanan seperti yang dipersyaratkan oleh aliansi NATO.

Negara-negara anggota telah berjanji untuk mencapai ambang 2 persen pada 2024. Sementara, Jerman mengatakan pihaknya berharap untuk mencapai target pada 2031.

Trump telah lama mengeluh terhadap negara-negara tuan rumah yang belum membayar jumlah yang adil untuk pasukan AS dan telah berulang kali mengatakan bahwa Jerman adalah pelaku utamanya.

Trump menambahkan, akan mengurangi jumlah militernya di Jerman, hingga negara itu memenuhi target pengeluaran biaya.

Maas mengatakan bahwa langkah Trump untuk mengurangi jumlah pasukan AS di Jerman tidak akan menyulitkan Eropa sendirian.

Baca juga: Perempuan Pendukung ISIS asal Jerman Dideportasi oleh Turki

 

Dia menekankan bahwa warga Eropa dan Amerika dipersatukan oleh nilai-nilai bersama, yaitu demokrasi liberal dan kebebasan, "bahkan ketika hubungan kedua negara sedang rumit seperti sekarang."

Maas menambahkan, AS punya kepentingan untuk tetap terikat erat dengan Eropa dalam hal kebijakan luar negeri dan keamanan. Tetapi ia mengakui bahwa "mungkin AS tidak akan menjadi perisai pelindung seperti dulu untuk Eropa."

"Itu akan menyebabkan Eropa harus berbuat lebih banyak untuk menjamin keamanan kita sendiri," sebutnya, sembari menambahkan bahwa Eropa telah mendiskusikan hal ini.

"Saya tidak ingin Eropa bergerak mandiri secara militer. Saya ingin kita menyadari kepentingan keamanan kita sebagai sekutu di NATO - dengan Amerika Serikat," kata Maas.

"Kami sudah mengambil banyak tanggung jawab, di Afrika, misalnya, baik Eropa, dan Jerman dan Prancis," katanya, merujuk pada negara-negara Sahel seperti Mali.

Jerman juga memainkan peran dalam "proses perdamaian intra-Afghanistan," kata Maas.

"Ini selalu tentang keamanan, tetapi juga diplomasi ... karena pada akhirnya, perang membutuhkan perjanjian damai dan mereka membutuhkan solusi politik dan bukan militer," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com