Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Jerman Desak India dan China Deeskalasi Militer di Perbatasan

Kompas.com - 21/06/2020, 14:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Rabu (17/6/2020) meminta pihak China dan India untuk mengurangi ketegangan militer dan menyelesaikan konflik antar kedua negara yang terjadi di perbatasan Himalaya secara damai.

"Ini adalah dua negara besar dan saya tidak ingin memikirkan konflik yang mungkin terjadi sebagai akibat dari eskalasi militer yang nyata," kata Maas kepada DW.

"Itu sebabnya kami berusaha di semua level, di kedua sisi, untuk mendorong deeskalasi."

Sementara itu, Maas mengatakan Jerman tidak mungkin melibatkan diri secara langsung tapi Jerman akan menggunakan pengaruhnya untuk mencegah bentrokan militer lebih lanjut.

"Saya tidak berpikir bahwa Jerman perlu terlibat di mana-mana sebagai mediator. Tetapi kami duduk di Dewan Keamanan PBB dan kami akan memimpin kepresidenannya pada bulan Juli," katanya.

Baca juga: Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan Pemimpin Chechnya di Jerman

"Saya percaya harapan dari komunitas internasional adalah bahwa negara-negara seperti India dan Cina seharusnya tidak terlibat dalam konflik yang tidak hanya akan memengaruhi kedua negara, tetapi juga seluruh wilayah.”

"Dan itulah mengapa kami melakukan apa yang kami bisa untuk memengaruhi kedua belah pihak dengan pesan yang jelas untuk mengurangi konflik dan menghindari eskalasi lebih lanjut, terutama eskalasi militer."

Dalam beberapa pekan terakhir, militer China dan India bersitegang di beberapa lokasi sepanjang perbatasan de facto dua negara itu yang dikenal dengan istilah Garis Kontrol Aktual (LAC).

Dalam insiden di Senin awal pekan ini, sebanyak 20 tentara India tewas dalam baku hantam yang terjadi di wilayah perbatasan tersebut. Akan tetapi, pihak China menolak mengonfirmasi angka korban dari pasukannya.

Insiden di Lembah Galwan, merupakan bentrok mematikan pertama yang terjadi dalam beberapa dekade.

Baca juga: Akan Kehilangan 9.500 Tentara AS, Jerman Mulai Risau

Apa rencana Jerman saat duduk di kepresidenan bergilir UE?

Pada Juli 2020, Jerman akan mengambil alih kepresidenan bergilir Dewan Eropa. Menurut Maas, Jerman ingin memastikan dapat membantu negara-negara anggota yang sangat terpukul oleh wabah Covid-19 untuk pulih dengan cepat.

"Negara eksportir besar seperti Jerman mendapat untung ketika orang-orang mendapat kemakmuran di Eropa. Itu sebabnya kami ingin memastikan negara-negara yang terpukul akibat virus corona, seperti Italia dan Spanyol, akan dibantu untuk pulih dengan cepat dari krisis," ujar Mass, sembari menambahkan,

"Hal itu tidak hanya baik untuk negara-negara tersebut dan Eropa. Namun juga baik untuk Jerman." Jerman juga akan berusaha mengendalikan konflik 'antara Eropa utara dan selatan'.

"Kami ingin menemukan solusi untuk masalah itu. Kami telah membuat proposal dengan Perancis, dan saya percaya itu akan menjadi dasar untuk konsensus di dalam Uni Eropa."

Baca juga: Sisha Bar di Jerman Langgar Aturan, Klaster Infeksi Baru Covid-19 Muncul

Ketika ditanya tentang perbedaan pendapat intra-UE antara "timur dan barat," Maas mengatakan negara-negara di Eropa Tengah dan Timur, seperti Polandia dan negara-negara Baltik, memiliki "masalah politik dan keamanan yang berbeda" dibandingkan dengan Eropa Barat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com