Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Kematian Pria Kulit Hitam George Floyd, Wali Kota Mississippi Dikecam

Kompas.com - 29/05/2020, 13:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber NBC News

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wali kota Petal, Mississippi Hal Marx, dikecam akibat komentarnya tentang kematian pria kulit hitam, George Floyd di tangan polisi kulit putih di Amerika Serikat.

Di media sosial dia mengatakan, "Jika Anda bisa bicara, itu artinya Anda bisa bernapas."

Ucapannya itu mengarah pada rekaman video yang menunjukkan Floyd meminta polisi yang menahannya dan menginjak lehernya dengan lutut agar dilepaskan karena dia tidak bisa bernapas.

Di dalam rekaman itu Floyd tampak berkata, "Lututmu di leherku, aku tidak bisa bernapas, mama... mama..." pinta Floyd.

Tak lama, Floyd diam dan tak bergerak. Dia bahkan tak bergerak ketika petugas memintanya untuk bangun dan masuk ke dalam mobil. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Pria Kulit Hitam George Floyd Tewas karena Lehernya Diinjak Polisi, Warga AS Demo Protes

Hal Marx, sang wali kota Petal Mississippi mengunggah sebuah pernyataan dalam video yang diunggahnya di Twitter dan mendapat tanggapan kritik luas dari banyak pihak.

Di Twitter pada Selasa (26/5/2020) dia mengatakan, "Kenapa masih ada orang yang mau jadi petugas polisi di masyarakat kita hari ini?"

Menurut Marx, tidak ada hal yang tak masuk akal dari video yang menunjukkan peristiwa Floyd ditekan lehernya oleh lutut salah seorang polisi.

"Jika Anda berkata tidak bisa bernapas, itu artinya Anda masih bisa bernapas. Bisa jadi pria itu mati akibat overdosis atau serangan jantung," ungkap Marx yang menyatakan ucapannya tanpa bukti apa pun dan dia melanjutkan, "para petugas polisi tidak menahannya bernapas."

Baca juga: 1 Orang Tewas Tertembak Saat Protes Kematian George Floyd, Diduga Pencuri

Marx mendapat kritik tajam di sosial media

Pesepakbola Amerika untuk Indianapolis, Colts Javon Patterson berkata,  "Tahukah Anda, sebagai mantan penduduk Petal... ini benar-benar tidak enak dilihat. Apalagi tahu bahwa seorang pemimpin komunitas seperti Anda merasa benar bahkan mengunggah (hal seperti) ini. "

Anthony Alford, pemain outfielder untuk Toronto Blue Jays sekaligus lulusan Petal High School, turut merespons, "Bagaimana Anda bisa menonton video ini dan membuat komentar bodoh seperti itu," tulis Alford di Facebook.

Menanggapi kritik tajam tersebut, Marx membela komentarnya dengan mengatakan, "Progresif yang toleran tidak dapat menolerir pernyataan fakta yang sederhana," ungkap Marx sebagaimana dilansir afiliasi NBC Jackson, WLBT.

Dilansir Hattiesburtg American, Marx juga mengatakan maksudnya bahwa tidak ada yang tahu pasti bagaimana Floyd meninggal atau bagaimana keadaannya sebelum dia dijatuhkan ke tanah oleh seorang petugas polisi.

"Saya pikir orang begitu cepat menghakimi polisi sebelum mereka memiliki semua fakta," kata Marx.

Baca juga: Gadis Kulit Hitam Ini Tewas Ditembak Polisi di Kamar Tidurnya Sendiri

"Aku tidak bisa mengatakan apakah suatu kejahatan telah dilakukan atau apakah mereka melakukan sesuatu yang benar atau salah, yang aku katakan adalah jangan buru-buru menghakimi berdasarkan apa yang kamu lihat di video itu."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com